Tak lama basa-basi itu berlangsung, Sahar pun memperkenalkan saya dan seorang fotografer yang bernama Akhwan kepadanya.
Baca juga: Berkat Kunci Motor, Terungkap Identitas Mayat yang Ditemukan di Tanah Datar
“Saya sudah bosan ditanya-tanya ini. Sudah banyak yang tanya-tanya ke saya, tidak ada juga hasilnya,” kata Syarman menyambut pernyataan Sahar bahwa kami ingin mewawancarainya. Nada bicaranya tinggi. Emosinya naik.
Namun, Sahar berhasil menenangkannya. “Sampaikan saja apa yang ingin disampaikan,” tawaran Sahar.
Seketika, Syarman langsung mengarahkan pembicaraannya soal kesepakatan antara warga dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, sebulan yang lalu.
“Hasil pertemuan kemarin bagaimana Pak? Janjinya kan seminggu (sepekan, red),” tanya Syarman kepada Sahar.
“Iya, dalam pertemuan itu disepakati untuk mempercayakan (menangkap harimau Bonita) kepada tim sampai dapat. Ada juga warga yang dilibatkan. Soal tenggat waktu, kita serahkan kepada mereka,” jawab Sahar.Tapi Syarman tak terima dengan itu. Dia seolah tak sepakat dengan keputusan yang dibuat.
Baca juga: Geger Penemuan Mayat di Tanah Datar, Kaki dan Tengkorak Terpisah 100 Meter
“Ini mengulur waktu. Yang merasa terancam itu saya,” sebut Syarman, seraya menegakkan kepala. Sahar pun tak mau membantah perkataannya .
Editor : Redaksi