LEBARAN kali ini menjadi momen istimewa bagi saya dan sahabat untuk bernostalgia di Puncak Gunung Medan, destinasi wisata legendaris yang pernah berjaya di era 90-an. Sepanjang perjalanan menuju puncak, kami diiringi cerita-cerita seru tempo dulu tentang kemeriahan Puncak Gunung Medan di masa lampau.
Dahulu, Puncak Gunung Medan selalu ramai dikunjungi, terutama saat lebaran. Acara demi acara digelar oleh pemuda setempat, memeriahkan suasana dengan hiburan orgen tunggal dan dendangan kim. Dari sinilah, kas pemuda selalu berlimpah ruah, menjadikan mereka salah satu organisasi terkaya di masa itu.
Puncak Gunung Medan tak hanya digemari oleh penduduk lokal, tapi juga menjadi incaran wisatawan dari daerah tetangga. Keunikannya terletak pada aksesnya yang menantang.
Pengunjung yang datang ke destinasi ini menaiki kendaraan umum seperti pick-up atau truk dan turun sampai gerbang, dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju puncak.
Suasana lebaran di Puncak Gunung Medan tempo dulu sungguh tak terlupakan. Deretan pedagang berjejeran dari bawah hingga ke puncak, dipadati pengunjung yang ingin menikmati suasana dan berbagai jajanan tradisional.
Tak lupa, momen membeli pistol mainan berisi air dan mengenakan pakaian baru menjadi tradisi wajib bagi anak-anak yang berkunjung ke sini.Sesampainya di puncak, kami disambut oleh semilir angin sejuk dan panorama alam yang memukau. Di sanalah, canda tawa dan cerita masa kecil mewarnai momen kebersamaan kami.
Berkat renovasi yang dilakukan oleh pihak Nagari, Puncak Gunung Medan kembali menarik minat wisatawan. Kini, destinasi wisata ini dikelola oleh kelompok sadar wisata sebagai penunjang pendapatan Nagari dan ekonomi masyarakat.
Popularitas Puncak Gunung Medan semakin meningkat di era media sosial. Pengunjung banyak yang mengabadikan momen mereka di sini melalui foto dan video yang diunggah ke media sosial.
Tak heran, Puncak Gunung Medan kembali viral dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Dharmasraya.
