Faktanya, antrean kendaraan bahan bakar solar di Sumbar justru didominasi angkutan pengangkut pasir, sawit, batu bara, semen dan sebagainya,
Mereka tidak diperkenankan membeli bahan bakar bersubsidi, namun harus membeli jenis lain berupa bahan bakar non-subsidi dengan harga yang lebih mahal dan tersedia di seluruh SPBU.
Mobil tersebut rela mengantre berjam-jam hingga berhari-hari untuk mendapatkan solar bersubsidi untuk menekan ongkos operasional.Betapa tidak, solar bersubsidi hanya dijual seharga Rp5.150 per liter, sementara solar non-subsidi seperti Dexlite Rp9.700 per liter dan Pertamina Dex Rp11.350 per liter. (*)
Editor : Redaksi