Investor Saham Baru di Indonesia Bertambah pada 2021

×

Investor Saham Baru di Indonesia Bertambah pada 2021

Bagikan berita
Ilustrasi saham. (Foto: Dok. Pixabay)
Ilustrasi saham. (Foto: Dok. Pixabay)

HALONUSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeklaim bahwa terjadi kenaikan jumlah investor saham baru dalam delapan bulan pada tahun 2021 atau naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Data yang dihimpun hingga akhir Agustus 2021, total 2.697.832 atau melebih target satu juta investor di bidang saham dibanding tahun lalu yang hanya berjumlah 590.658 Single Investor Identification (SID).

Direktur Utama (Dirut) PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan, pencapaian tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah setelah 44 tahun pasar modal Indonesia diaktifkan kembali.

"Salah satu faktor pendukungnya adalah upaya pengoptimalan digitalisasi pada tahun 2020 lalu, kemudian dilanjutkan dengan sinergitas dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan pasar modal," kata Inarno dalam keterangan tertulis yang diterima Halonusa.com, Kamis (2/9/2021).

Inarno mengatakan, pencapaian tersebut juga berbanding lurus dengan perolehan investasi baru untuk pertumbuhan SID Pasar Modal yang mencapai 2.219.712 atau juga naik dua kali lipat dari tahun lalu. Saat ini jumlah keseluruhan investor modal berjumlah 6.100.525.

"Fokus Self Regulatory Organization (SRO), yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakselerasi transformasi digital pada tahun 2019 dan 2020, telah berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian Pasar Modal Indonesia tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan bahwa BEI bersama seluruh pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia perlu untuk melanjutkan pengembangan pasar modal yang berkelanjutan melalui inovasi yang visioner dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seiring dengan situasi pandemi Covid-19.

Pengembangan tersebut, katanya, antara lain dapat diimplementasikan pada berbagai fitur dan layanan mesin perdagangan BEI. Kemudian melalui media interface investor yaitu aplikasi online trading milik anggota bursa, serta edukasi secara masif melalui media sosial, social media influencer, komunitas, dan kelas Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) atau online.

"Stabilitas dan kekuatan pasar modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang terefleksi dari berbagai data pencapaian (Pasar Modal Indonesia)," katanya. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini