Apabila pinangan diterima, maka akan berlanjut ke proses Batimbang Tando atau bertukar tanda sebagai simbol pengikat perjanjian dan tidak dapat diputuskan secara sepihak.
Acara ini biasanya melibatkan orang tua, ninik mamak, dan para sesepuh dari kedua belah pihak.
Rombongan keluarga calon mempelai wanita pun datang membawa sirih pinang lengkap disusun dalam Carano atau Kampia (tas yang terbuat dari daun pandan) yang disuguhkan untuk dicicipi keluarga pihak pria.
Makna menyuguhkan sirih di awal pertemuan mengandung arti tertentu dan harapan.
Selain itu, keluarga calon mempelai wanita juga membawa antaran kue-kue dan buah-buahan.
Ketika ada kekurangan atau kejanggalan tidak akan menjadi gunjingan, serta hal-hal yang manis dalam pertemuan akan melekat dan diingat selamanya.Kemudian dilanjutkan dengan acara batimbang tando atau batuka tando (bertukar tanda).
Benda-benda yang dipertukarkan biasanya benda-benda pusaka seperti keris, kain adat, atau benda lain yang bernilai sejarah bagi keluarga.
Selanjutnya pihak keluarga akan berdiskusi soal tata cara penjemputan calon mempelai pria.