Sejarah Cagar Budaya Masjid Ampang Gadang di Kabupaten Limapuluh Kota

×

Sejarah Cagar Budaya Masjid Ampang Gadang di Kabupaten Limapuluh Kota

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Masjid Ampang Gadang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|
Bagian dalam Masjid Ampang Gadang  (FOTO: Dok. BPCB Sumbar)|Bentuk atap dan menara Masjid Ampang Gadang(FOTO: Dok. BPCB Sumbar)
Sejarah Cagar Budaya Masjid Ampang Gadang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)| Bagian dalam Masjid Ampang Gadang (FOTO: Dok. BPCB Sumbar)|Bentuk atap dan menara Masjid Ampang Gadang(FOTO: Dok. BPCB Sumbar)

Pada sisi Barat terdapat sebuah ruang mihrab berdenah persegi panjang berukuran 1,5 x 4 m.

Sisi Timur bangunan utama langsung bersambung dengan bangunan serambi. Bangunan utama langsung bersambung dengan bangunan serambi.

Bangunan utama juga dilengkapi beberapa buah jendela yang tersebar pada keempat sisi dinding masjid dengan kusen setinggi 1,75 m dan selebar 1 m.

Secara keseluruhan, bangunan utama terbuat dari bahan kayu, mulai dari dinding, lantai, tiang, eternity, kecuali atap yang terbuat dari seng.

Perubahan atap dari ijuk ke seng dilakukan pada tahun 1322 H (1901 M), sesuai dengan inskripsi yang tercantum dalam atap.

Ruangan dalam semuanya dilapisi dengan cat dan dihiasi dengan lukisan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an, Asmaul Husna, pemberian cat dan kaligrafi ini dibuat pada tahun 1960-an.

Ruangan dalam masjid disangga oleh satu buah tiang utama dan 12 buah tiang pendamping.

Tiang utama berbentuk segi delapan (octagonal) setinggi 4 m dengan lebar masing-masing sisi 30 cm atau berukuran keliling 2,4 m.

Mihrab dihiasi dengan lengkung sebanyak dua buah, sementara mimbar yang biasa berada di dalam mihrab sudah tidak ada lagi, kemungkinan sudah rusak.

Bangunan Serambi

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini