Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai

×

Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Me
Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Mentawai (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Uma Aeleus Sakukuret di Kabupaten Kepulauan Me

Ada  juga tudukat yaitu alat musik yang dibunyikan ketika ada pesta atau kabar duka yang dikabarkan oleh kepala suku.

Benda-benda keramat (buluak) tersebut dikumpulkan menjadi satu yang disebut sebagai lulak, lulak ini lah yang menjadi kekuatan inti dari sebuah uma.

Di salah satu sudut ruangan terdapat konstruksi balok melintang bertingkat tiga.

Konstruksi yang disebut sebagai para-para ini berfungsi sebagai tempat menyimpan kayu bakar.

Di tengah-tengah konstruksi tersebut terdapat perapian yang terbuat dari tanah yang dipadatkan di dalam segi empat yang dibentuk oleh balok-balok yang saling dihubungkan dengan sistem pasak.

Tungku tumpuan periuk belanga besi terdiri dari beberapa buah batu (tuggu).

Bagian atap berbentuk pelana melengkung terbuat dari daun sagu tua dan disusun rapat dan menutupi sebagian dinding-dinding di sisi luarnya.

Di bawah balok bubungan yang mencuat ke depan terdapat dinding luar berbentuk segitiga.

Reng – reng terbuat dari kayu pohon palem dan yang mendukung atap dan rumbia bertopang ke balok – balok memanjang sebelah bawah dan tengah.

Fungsi

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini