Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan temuan makam kuno yang berasal dari tradisi Islam (berorentasi utara‐selatan).
Proses peralihan dua zaman agama tersebut di atas salah satunya mengakibatkan masyarakat yang pernah bermukim di kawasan Bukit Koto Rao mempunyai perilaku budaya (cultural behavior) berupa berupa pengunaan ulang (reuse) terhadap bagian‐bagian bangunan Hindu (candi) untuk bangunan‐bangunan Islam (makam).
Deskripsi Arkeologis
Struktur yang ditemukan pada ekskavasi penyelamatan tahun 2008 membentuk denah seperti huruf U dengan ukuran panjang pada masing-masing sisi 3 m dan tinggi struktur 1 m atau sekitar 10-11 lapis bata.
Ukuran bata yang membentuk struktur, rata-rata berukuran panjang 30 cm, lebar 17 cm dan tebal 7 cm.
Tim ekskavasi penyelamatan tahun 2008 menyimpulkan bahwa struktur yang ditemukan adalah struktur dinding pondasi dari bangunan candi.Kesimpulan ini didapat dari analisis dari profil bata candi, struktur bata semuanya polos, tidak ditemukan bata berprofil yang biasa ditemukan pada bagian atap, tubuh maupun kaki candi.
[caption id="attachment_21656" align="aligncenter" width="600"] Jembatan untuk trasportasi ke Candi Koto Rao
(Dok. BPCB Sumbar, 2017)[/caption]
Karena tidak ditemukannya bata berprofil maka tim menyimpulkan bahwa struktur yang ditemukan adalah bagian pondasi dari candi.
Walaupun sisi keempat tidak ditemukan, bentuk candi dapat diperkirakan berdenah bujursangkar dengan ukuran 3 x 3 m.
Editor : Redaksi