Sejarah Cagar Budaya Situs Candi Koto Rao di Kabupaten Pasaman

×

Sejarah Cagar Budaya Situs Candi Koto Rao di Kabupaten Pasaman

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Situs Candi Koto Rao di Kabupaten Pasaman (FOTO: BPCB Sumbar)|Kondisi lingkungan Situs Candi Koto Rao (Dok. BPCB Sumbar, 2017)|Jembatan untuk trasportasi ke Candi Koto Rao
(Dok. BPCB Sumbar, 2017)
|Temuan bata di Situs Candi Koto Rao
Sejarah Cagar Budaya Situs Candi Koto Rao di Kabupaten Pasaman (FOTO: BPCB Sumbar)|Kondisi lingkungan Situs Candi Koto Rao (Dok. BPCB Sumbar, 2017)|Jembatan untuk trasportasi ke Candi Koto Rao (Dok. BPCB Sumbar, 2017) |Temuan bata di Situs Candi Koto Rao

Situs Candi Koto Rao dapat dihubungkan dengan keberadaan Prasasti Kubu Sutan.

Jika dilihat dari susunan katanya, dapat disimpulkan bahwa Sri Indrakila Partawapuribhaya adalah sebuah tempat yang besar atau sebuah kompleks yang di dalamnya terdapat sebuah tempat atau bangunan bernama.

Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa Raja Bijayendra‐sekhara beragama Hindu.

Hal ini dapat dilihat dari nama tempat suci yang dijadikan sebagai lokasi pemujaannya, yaitu Pitamahadara dan SriIndrakila Partawapuribhaya.

Pertama, kata Pitamahadara berasal dari gabungan dua kata, pitamaha dan dara.

Pitamaha adalah nama lain Dewa Brahma, sedangkan Dara adalah istri.

Jadi, Pitamahadara dapat diartikan sebagai tempat pemujaaan atau peristirahatan bagi istri Dewa Brahma.

[caption id="attachment_21657" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Situs Candi Koto Rao di Kabupaten Pasaman (FOTO: BPCB Sumbar) Temuan bata di Situs Candi Koto Rao tahun 2008(FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Sebagaimana diketahui Dewa Brahma adalah salah satu dewa yang hidup dalam pantheon agama Hindu.

Kedua, kata Sri Indrakila Parwata‐puribhaya dapat diartikan sebagai istana di gunung yang bercahaya tempat bagi Dewa Indra.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini