Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung

×

Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)
Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)

Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak bukit Jambulipo, sekitar 3 km dari jalan raya Lubuk Tarok.

Raja yang pertama memegang tampuk pemerintahan adalah Dungku Dangka, dan kemudian Kerajaan Jambulipo telah dipimpin oleh 14 raja.

Raja yang terakhir adalah Firman bergelar Bagindo Tan Ameh XIV.

Keberadaan kerajaan Jambulipo di puncak Bukit Jambulipo hanya sampai pada masa pemerintahan raja ke-IV, yaitu Rajo Alam yang bergelar Bagindo Tan Ameh.

Setelah mengadakan perkembangan wilayah ke berbagai daerah, seperti Nagari Paulasan, Taratak Baru, Sinyamu, dan sebagainya, pihak Kerajaan Jambulipo menerima perundingan damai dari pihak Sutan Nan Paik di Puncak Koto.

Perundingan itu kemudian berlanjut untuk membuat sebuah nagari yang sekarang dikenal dengan Nagari Lubuk Tarok.

Sejak berdirinya Nagari Lubuk Tarok, Kerajaan Jambulipo tidak lagi berada di puncak bukit Jambulipo, tetapi kemudian berpusat di Rumah Gadang Bawah Pawuah atau disebut dengan Kelambu Suto.

Susunan pemerintahan di Kerajaan Jambulipo sampai sekarang masih terpelihara dengan baik sebagaimana dahulunya dengan pucuk pimpinan Rajo Tigo Selo, yaitu Rajo Alam dengan gelar Bagindo Tan Ameh, Rajo Ibadat dengan gelar Bagindo Maharajo Indo, Rajo Adat dengan gelar Bagindo Tan Putih.

Selain Rajo Nan Tigo Selo terdapat beberapa pejabat inti kerajaan yang terdiri dari Sandi Kerajaan, Sandi Amanah, dan Sandi Padek serta beberapa hulubalang yang disebut Ampang Limo Rajo.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini