Misal, dijadikan budak atau pekerja kasar, serta harta benda mereka berpindah menjadi milik pasukan sang Datuk. Tidaklah heran kalau di Batipuh paling banyak didapati budak, sedangkan di wilayah lain di Minangkabau, sejak dihapuskan sistem perbudakan, hanya sedikit dan namanya bukan budak, melainkan dikenal dengan istilah kemenakan dibawah lutut.
[caption id="attachment_17139" align="aligncenter" width="565"] Sejarah Cagar Budaya Tapak Rumah Gadang Tuan Gadang Batipuh di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Sisi kepribadian Datuk dan pasukan yang kelam juga didapati, yakni, sang Datuk sangat arogan dan sombong. Terhadap Raja Ragaruyung, Sutan Alam Bagagarsyah, Dia berani berkata “Aden” (saya) dan bersuara keras dihadapan raja tadi.
Kebrutalan pasukan kaum datuk juga dikenal sebagai pasukan yang suka membakar dan merampok sehingga membuat mereka tidak disenangi oleh rakyat disekelilingnya.
Itu pula sebabnya ketika terjadi pemberontakan Batipuh yang berumur singkat itu (seminggu lebih) dapat dipadamkan Pasukan Belanda, karena berkat bantuan rakyat yang benci atas tindak tanduk pasukan Datuk tadi.
Kendati dikenal kejam, pasukan datuk juga dikenal penakut kalau berhadapan dengan pasukan Paderi. Ini pula yang menghantui dirinya, bila pasukan Paderi balas suatu saat akan melakukan aksi dendam atas kekalahan yang lalu, disaat ia tidak didukung lagi oleh Belanda.Kendati pecah pemberontakan, itu dan sempat menjalar ke daerah lain, membuat pasukan Hindia Belanda kewalahan. Akhir dari perlawanan itu, sang Datuk dapat juga ditangkap meski tidak digantung.
Ia cukup dibuang, ke Cianjur Jawa Barat. Nama Datuk pun dicopot. Jabatan Regent ditiadakan dan rakyat Batipuh kena getahnya, mereka dipaksa ikut kerja paksa.
Yang menyedihkan, luas daerah Batipuh yang kekuasaannya luas, kini kian mengecil serta tidak mendapat tempat terpenting dalam pemerintahan Hindia Belanda, sebagaimana dimasa sebelumnya.
[caption id="attachment_17140" align="aligncenter" width="573"] Sejarah Cagar Budaya Tapak Rumah Gadang Tuan Gadang Batipuh di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Editor : Redaksi