Catatan Bhenz Maharajo: Langkah Mustahil Datuak Safar

×

Catatan Bhenz Maharajo: Langkah Mustahil Datuak Safar

Bagikan berita
Penulis, Bhenz Maharajo berdiskusi dengan Datuak Safaruddin Bandaro, Kamis, 25 Februari 2021.
Penulis, Bhenz Maharajo berdiskusi dengan Datuak Safaruddin Bandaro, Kamis, 25 Februari 2021.

Ada empat pasang yang bertarung di pilkada Limapuluh Kota. Nomor urut satu, Muhammad Rahmad – Assyirwan Yunus, nomor urut dua, Darman Sahladi – Maskar Datuak Pobo, Datuak Safaruddin – Rizki Kurniawan nomor urut tiga, dan terakhir, Ferizal Ridwan – Nurkhalis di nomor urut empat.

Mematahkan Survei

Berbulan-bulan bertarung, di tataran elit, pasangan Datuak Safaruddin – Rizki Kurniawan kurang dianggap. Para elit Cuma membicarakan Darman – Maskar dan Rahmad – Assyirwan. Dianggap, hanya keduanya yang akan bertarung dalam perebutan kekuasaan. Pasangan Datuak Safar – Rizki dan Ferizal – Nurkhalis, bahkan hanya dianggap sebagai penghibur.

Prediksi itu tidak lepas dari hasil survei sejumlah lembaga. Indikator Politik Indonesia misalnya, dalam rilisnya pada 15 November 2020 menempatkan Datuak Sapar – Rizki Kurniawan di urutan ketiga. Nomor satu Darman Sahladi – Maskar M Datuak Pobo. Selisihnya bahkan sangat jauh.

Pasangan Darman Sahladi – Maskar M Datuak Pobo memperoleh dukungan sebesar 33,5 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Muhammad Rahmad – Asyirwan Yunus dengan angka 23,6 persen. Sedangkan Safaruddin – Rizki Kurniawan diangka 21,9 persen diikuti Ferizal Ridwan – Nurkhalis 13,6 persen. Sebanyak 7,4 persen lainnya belum menentukan pilihan dan tidak tahu mau memilih siapa.

Inilah yang akhirnya mengubah persepsi elit dan membuat pasangan yang dianggap unggul merasa puas diri. Padahal survei bukanlah harga mati, kondisi di lapangan berbeda jauh. Ketika pasangan calon lain berpuas diri, Datuak Safar terus bergerilya, terus meyakinkan masyarakat. Pada akhirnya benar, usaha tidak mengkhianati hasil. Hasil survei amburadul, jauh dari kenyataan. Datuak Safar yang tidak diunggulkan malah mampu merebut pemilih dengan selisih suara 4 persen. Kemenangan itu dikuatkan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan Darman Sahladi – Maskar.

Kemenangan ini, bagi Datuak Safar bukanlah kemenangan dirinya dan Rizki, bukan pula cuma kemenangan relawan dan partai politik. Ini kemenangan masyarakat Limapuluh Kota, kemenangan semua orang. Termasuk yang pada hari pencoblosan tidak menjatuhkan pilihan pada Datuak Safar. “Apa didukung rakyat nak. Kemenangan Apa kemenangan rakyat. Semuanya tanpa terkecuali,” demikian pesan WhatsApp Datuak Safar pada saya ketika kemenangan itu ditetapkan KPU.

Kemenangan yang dianggap mustahil inilah jadi sumber pembicaraan. Hampir semua elite politik di Sumbar membicarakan kemenangan Datuak dan Rizki. Beberapa politisi yang saya temui mengaku belajar dari cara Datuak dalam berpolitik, caranya yang bisa mengambil hati pemilih tanpa uang banyak. Kekinian, jarang politisi yang mampu bersaing, tanpa punya modal logistik mumpuni. Walau punya gagasan, ide dan pemikiran, tanpa logistik, acap kali perjuangan kandas. Datuak satu dari sedikit yang mampu memutar mitos itu.

Menyudahi Bengkalai Pembangunan

Saya, dan pastinya masyarakat Limapuluh Kota berharap banyak pada pasangan Datuak Safar – Rizki Kurnia. Keduanya punya pekerjaan rumah yang berat untuk membangun Limapuluh Kota. Banyak bengkalai yang mesti diselesaikan. Limapuluh Kota harus berlari kencang mengejar ketertinggalan. Tali politik yang putus akibat perbedaan pilihan juga mesti direkat sesegera mungkin.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini