Berwisata ke Sumatera Barat? Wajib Kunjungi 7 Tempat Wisata Budaya Ini

×

Berwisata ke Sumatera Barat? Wajib Kunjungi 7 Tempat Wisata Budaya Ini

Bagikan berita
Sejumlah wisatawan berbondong-bondong datang ke Istano Raja Basa Pagaruyung usai upacara HUT Bhayangkara ke-76, Selasa (5/7/2022) siang. (Foto: Dok. Istimewa)
Sejumlah wisatawan berbondong-bondong datang ke Istano Raja Basa Pagaruyung usai upacara HUT Bhayangkara ke-76, Selasa (5/7/2022) siang. (Foto: Dok. Istimewa)

Lokasinya berada di Nagari Kotobaru Kabupaten Solok Selatan. Jika berangkat dari Padang, Anda perlu menempuh perjalanan sekitar 3,5 jam atau 150 km melalui jalur darat.

Ketika sudah tiba di kawasan Nagari 1000 Rumah Gadang, Anda langsung disambut deretan rumah Gadang yang berjajar rapi di kiri dan kanan jalan. Rumah Gadang memiliki desain artistik dengan usia ratusan tahun, bahkan ada yang dibangung sejak tahun 1700an.

Berkunjung ke lokasi ini memungkinkan Anda ikut merasakan kehidupan sehari-hari warga suku, menginap langsung di rumah Gadang, bahkan bisa turut belajar memasak kuliner khas daerah bersama warga. Untuk biayanya biasanya berkisar mulai dari 250.000 per hari. Menarik bukan?

Lokasi: Koto Baru, Kec. Sungai Pagu, Kab. Solok Selatan.

3. Museum Adityawarman

Museum Adityawarman terletak di Jalan Diponegoro No. 10 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Berdiri di tengah lahan seluas 2,6 hektar, museum dengan luas bangunan sekitar 2.855 meter persegi ini dibangun dengan mengambil inspirasi arsitektur dari rumah bagonjong atau rumah gadang yang merupakan ciri khas gaya arsitektur tradisional Minangkabau.

Rumah bagonjong sendiri merupakan rumah panggung dengan atap meniru bentuk seperti tanduk kerbau yang bertumpuk. Jumlah gonjong yang ada di atap museum ini sendiri berjumlah tujuh pucuk.

Museum ini mulai dibangun pada tahun 1974, sebagai sebuah pusat pelestarian benda bersejarah yang meliputi cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai, dan secara umum cagar budaya Nusantara. Peresmiannya sendiri dilaksanakan pada 16 Maret 1977 oleh Mendikbud yang menjabat ketika itu, Prof. Dr. Sjarif Thayeb.

Pada tanggal 28 Mei 1979, museum ini secara resmi diberi nama ‘Adityawarman’. Nama museum ini diambil dari nama salah satu raja yang pernah berkuasa di Minangkabau antara 1347-1375 M. Dalam tinjauan sejarah, Raja Adityawarman merupakan salah satu raja Minangkabau yang berasal dari trah kebangsawanan Majapahit.

Raja Adityawarman sendiri diperkirakan berkuasa pada era yang sama dengan periode sejarah saat Gajah Mada menjabat sebagai Mahapatih (1334-1364 M).

Museum ini memiliki referensi peninggalan sejarah yang cukup beragam tentang berbagai aspek kebudayaan Minangkabau dan Sumatera Barat. Terdapat lebih dari 6000 koleksi peninggalan budaya, yang terbagi menjadi 10 kategori koleksi.

4. Nagari 1000 Menhir

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini