Negeri 1000 Menhir terletak di Kenagarian Maek yang luasnya 115,92 Km2 tersebar peninggalan Kepurbakalaan berupa; Menhir, Batu Dakon, Lumpang Batu, Punden Berundak-undak, Batu Tapak, Batu Jajak Ayam, Balai-balai Batu pembagian wilayah empat Niniak Luak Limo Puluah, Masjid Kuno dan Pesanggerahan masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Lima Puluh Kota, Nagari Maek menjadi istimewa, karena memiliki Menhir terbanyak di Kabupaten Lima Puluh Kota hingga dijuluki Nagari Seribu Menhir yang tersebar di setiap jorong di Nagari Maek.
Belum sampai disana, Nagari Maek juga dikenal daerah peradaban. “Menhir adalah batu besar yang ditancamkan didalam tanah. Ini peninggalan nenek moyang ketika masa peradaban lalu,” ucap warga setempat.
5. Istano Linduang Bulan
Ukiran itu mendominasi bentuk luar fisik bangunan yang kaya dengan simbol-simbol. Setiap ukiran dan penempatannya mempunyai makna sendiri-sendiri, sebagai tanda bahwa Istano Si Linduang Bulan adalah rumah gadang raja atau rumah pemimpin rakyat atau sebagai Pusat Adat.
Beberapa motif ukirannya antara lain terdapat di bandua Ayam bagian memanjang di bawah jendela, dihiasi tiga jenis ukiran, Aka Cino Bapilin, Sikambang Manih dan Siriah Gadang.
Pada bagian dinding yang lebih luas dihiasi dengan ukiran, Pucuak Rabuang dan Aka Cino ditambah dengan hiasan kaca Tabentang Kalangik.6. Nagari Pariangan
Desa kuno, Pariangan merupakan salah satu tempat yang disebut sebagai salah satu desa paling indah di dunia. Penilaian ini pantas didapat dengan keasrian yang dimiliki desa Pariangan. Warisan leluhur dan budaya Sumatera Barat juga masih terjaga apik di lokasi ini.
Desa Pariangan atau biasa disebut Nagari Pariangan adalah desa kuno yang menjadi cikal bakal sistem pemerintahan khas Minangkabau dengan nama Nagari. Di desa ini Anda dapat menemukan bagunan rumah gadang dengan dinding ukiran kayu dan anyaman rotan. Anda juga dapat menemukan masjid Ishlah berusia ratusan tahun dengan gaya arsitektur ala dataran tinggi Tibet.
Lokasi: Pariangan, Kec. Pariangan, Kab. Tanah Datar.
7. Bukik Marapalam
Bukit Marapalam adalah tempat diikhtiarkannya perjanjian yang mempertemukan Syekh Burhanuddin bersama pembuka adat dari rantau pada tahun 1650M dengan temannya yaitu Tuangku Bayang, Tuangku Buyuang Mudo, Tuanku Padang Gantiang, Tuanku Kubung (Lima Serangkai).
Editor : Redaksi