Yang menjadi catatan, kata Andre, solar subsidi sudah didistribusikan dan tidak ada kelangkaan lagi. Kalaupun kosong, semua masih dalam perjalanan. Kedua, sosialisasi Pertalite tidak boleh dibeli dengan jerigen masih belum maksimal.
"Kami masih menemukan truk-truk yang tidak berhak yang melanggar Perpres 191 nomor 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM. Pertamina butuh dukungan dari penegak hukum, Pemprov Sumbar. Kami dan Komisi V DPR bersama Pertamina, berapapun kebutuhan masyarakat Sumbar akan disiapkan," katanya.
Saling Mengawasi
Dirut PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution yang mengelola distribusi BBM dan gas se-Indonesia mengatakan, informasi kelangkaan solar di Sumbar didapat informasi dari rapat di Komisi VI dengan Pertamina yang dihadiri Andre Rosiade.
Dia datang ke Sumbar juga karena ajakan dari Andre Rosiade.
"Sesuai aspirasi masyarakat Sumbar, pak Andre menyampaikan ke saya. Kami melihat banyak antrean solar di Sumbar. Sejak Minggu (3/4/2022) (solar) sudah terus ditambah pasokannya ke Sumbar. Memang, untuk menambah itu tidak bisa langsung jebret. Tapi pelan-pelan tetap kami tambah. Untuk Sumbar sudah ditambah sekitar 5-10 persen di atas kuota," katanya.Alfian mengatakan, datang ke Sumbar bersama Andre Rosiade untuk mengecek apakah antrean masih ada. Apakah kebutuhan masyarakat Sumbar Sudah terpenuhi semua.
"Hasilnya, ternyata antrean sudah mulai terurai dan tadi informasi juga dari SAM Sumbar, bahwa kami akan terus tambah pasokan jika diperlukan," katanya.
Dia menegaskan, berbarengan dengan penambahan, semua pihak harus saling mengawasi.
Pasalnya, berapapun solar yang ditambah, kalau tidak diawasi bersama masyarakat dan aparat untuk yang berhak menggunakan solar subsidi percuma.
Editor : Redaksi
