Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto

×

Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar)||Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahl
Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar)||Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahl

 

[caption id="attachment_19905" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Muaro Kalaban di Kota Sawahlunto (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

 

Letak bangku ini menempel ke dinding atau pagar ruang tunggu, dengan ukuran lebar 45 cm dan panjang 2,8 m.

Pada sisi kanan, letak bangku ini menyerupai huruf U, sedangkan pada sisi kiri, letaknya hanya pada sisi bagian depan dan belakang ruang tunggu (berhadap hadapan).

Hal ini karena pada dinding bagian kiri terdapat jendela kaca yang menghubungkan ruang tunggu dengan ruangan staf stasiun yang menjual tiket.

Sebelah kanan jendela ini terdapat lubang surat, pada saat ini lubang tersebut sudah tak terpakai.

Bangunan ini terbagi dua, yakni ruangan tunggu bagi para penumpang yang terletak pada bagian kanan bangunan, serta ruangan kantor bagi petugas stasiun yang terletak di bagian kiri.

Pada bangunan kantor bagian belakang terdapat tiga buah jendela, satu jendela memiliki daun pintu yang terbuat dari kayu sedangkan dua jendela yang lain memiliki kaca nako.

Kemudian dua pintu, dimana salah satu pintu dalam keadaan terpalang.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini