Pucuk Pimpinan dan Partai PPP Sumbar dalam Pusaran Selera Anak Muda Maupun Tua

×

Pucuk Pimpinan dan Partai PPP Sumbar dalam Pusaran Selera Anak Muda Maupun Tua

Bagikan berita
Putra Tanhar | Mantan aktivis gerakan Lingkar Mahasiswa Minangkabau Raya (Limamira)
Putra Tanhar | Mantan aktivis gerakan Lingkar Mahasiswa Minangkabau Raya (Limamira)

Kader PPP satu ini punya kekuatan tersendiri dan belum banyak memuntahkan energi secara massal. Bahkan Ketua Perkumpulan Olahraga Elektronik Indonesia (IESPA) Sumbar ini pernah mencoba peruntungan untuk masuk ke Senayan pada 2019 lewat PPP dengan daerah pemilihan Sumbar I dan bukan tidak sedikit kekuatan anak muda mendampinginya.

Bagi sebagian anak muda melihat Nikki adalah sosok yang cool, dan dinilai bukan tokoh muda yang eksklusivisme, tentu pandangan itu dilihat dari gerakan Nikki selama ini di lapangan. Seperti halnya dikatakan Putra Amanda, mantan aktivis Sumatera Barat, saat bincang-bincang di Limapuluh Kota, Sumatera Barat beberapa waktu lalu.

Tentunya calon Ketum DPW PPP Sumatera Barat tidak tertutup kemungkinan bagi kader PPP lainnya untuk bertarung, ya sebut saja Muhammad Iqbal, Maidestal Hari Mahesa dan Audy Joinaldy dan beberapa tokoh internal PPP maupun eksternal PPP Sumbar itu sendiri.

Masing-masing mereka pun memiliki kekuatan namun seberapa kuat keterpikatan mereka untuk menjadi Ketum DPW PPP Sumbar, ditambah dengan 'pesan' PPP harus menang di Pemilu 2024. Ini tentu akan terlihat jelas pada saat Muswil PPP Sumbar, 24-25 Mei 2021.

Sedikit gambaran beberapa waktu lalu, Jumat (12/3/2021). Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa saat rapat nasional menyampaikan, urusan elektorat, PPP telah menyiapkan sejumlah bidang yang digerakkan anak muda. Artinya, PPP tidak ingin membuang 'bonus demografi'.

Pernyataan Suharso tentunya salah satu ritme 'instruksi' bagi kader-kader di daerah, dan sebagai politisi senior dan kaum papa sudah berpikir realistis bahwa bukan saatnya lagi anak muda dibiar. Ketum DPP PPP ini sepertinya sedang menyingkirkan kesan 'stereotip' terhadap politikus muda bersama gerakan yang mengikutinya di PPP. Stereotip saya maksud adalah bahwa anak muda atau politisi muda tidak bisa berbuat apa-apa.

Memang keberadaan PPP di tengah-tengah masyarakat di Sumatera Barat tidak dapat diragukan lagi, dan perlu diingat bahwa rakyat bisa menyaksikan perkembangan perpolitikan dunia termasuk di daerah dan termasuk pergolakan yang terjadi di dalamnya.

Artinya siapa pun kemudian pemimpin PPP Sumbar berikutnya punya tugas, dan salah satunya meluluhkan keberadaan sekresi sosial antar anggota dan mengambil hati rakyat, sehingga diferensiasi sosial itu sendiri kabur sendirinya. (*)

Catatan: Putra Tanhar

Mantan aktivis Lingkar Mahasiswa Minangkabau Raya (Limamira)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini