Dari jam 20.00 wib hingga pukul 23.00 wib sajian demi sajian pertunjukan dihadirkan ke tengah masyarakat yang duduk dalam satu semangat keceriaan. Dalam menyaksikan pertunjukan malam tersebut, penonton yang hadir menikmati dalam berbagai cara yang tidak formal dalam aturan sebuah gedung proscenium.
Para penonton dengan fleksibel dan tidak kaku, dapat menikmati setiap pertunjukan dengan cara masing-masing mereka. Saling bertanya ke teman di sebelah, mengajak anak-anak menikmati sajian pertunjukan yang dilangsungkan. Karena kita menyadari bahwa, suguhan kesenian secara langsung menjadi suatu sajian yang eklusif dan sulit untuk didapatkan di masa pandemic Covid-19 berlangsung.
Pertunjukan yang ditampilkan pada malam kegiatan HMJ tersebut bagi masyarakat setelah ditampilkan dijelaskan secara konsep garapan, baik itu pertunjukan pantomime berjudul Salah Rasa sutradara Farido Yudha, pertunjukan Randai berjudul Pandeka Tengkak sutradara Ravi Razak, pemutaran Film Pantomime Cegukan oleh Lingga Finolia, dan pertunjukan Monolog Machine Hamlet oleh Dwi Setiawan.
Hal ini memberikan suatu pemahaman juga terhadap masyarakat yang menonton untuk memahami pertunjukan yang telah disajikan oleh sutradara dan aktor dalam Garapan-garapan tersebut.
Membaca pertunjukan demi pertunjukan yang disajikan pada malam tersebut, saya berkesempatan tentunya sebelum pertunjukan berlangsung berputar mengeliling area panggung yang digunakan di Lapangan Ciindua Mato tersebut.
Mengamati gestur, aktifitas, dan style penonton yang datang ke taman kota tersebut. Melihat sampai sejauh mana kiranya keberadaan penonton tersebut dapat menjangkau dan terprovokasi oleh pertunjukan yang akan ditampilan oleh HMJ Jurusan Seni Teater tersebut.Dan, tidak memerlukan waktu lama, pertunjukan teater tetap membius para masyarakat untuk merespon, dan menyatu bersama masyarakat lainnya dan menikmati pertunjukan demi pertunjukan sebagai penonton teater.
Anak-anak, remaja, dan orang tua yang hadir memberikan gambaran bahwa masyarakat menyadari bahwa mereka memerlukan pencerahan dan pengalaman keindahan secara langsung melalui sajian berbagai pertunjukan kesenian.
Agar hidup lebih sehat dan bermakna ; sebuah upaya pencerdasan yang lebih manusiawi melalui suguhan tontonan kesenian. Dalam konteks inilah dapat kita pahami bahwa pengalaman terhadap keindahan tersebut sangatlah luas, dan pengalaman tersebut hadir dalam setiap orang dalam setiap caranya.
Di masa Pandemi Covid-19 dan pembatasan hidup baru, kita semua menyadari bahwa kebutuhan interaksi sebagai mahluk sosial telah dikendalikan oleh berbagai bentuk gawai dan turunannya.
Editor : Redaksi