7 Tradisi Lebaran Idul Fitri 2023 di Kabupaten Solok, Ada yang Dilakukan Seminggu Berturut-turut

×

7 Tradisi Lebaran Idul Fitri 2023 di Kabupaten Solok, Ada yang Dilakukan Seminggu Berturut-turut

Bagikan berita
Ilustrasi Tradisi Lebaran 1444H pada Hari Raya Idul Fitri 2023 (foto: Freepik)|Hari Rayo Adat Nagari Aia Dingin dihadiri ninik mamak (foto: Arosukapost)|
Ilustrasi Tradisi Lebaran 1444H pada Hari Raya Idul Fitri 2023 (foto: Freepik)|Hari Rayo Adat Nagari Aia Dingin dihadiri ninik mamak (foto: Arosukapost)|

4. Takbiran dengan beriringan di jalan raya

[caption id="attachment_51135" align="aligncenter" width="750"]Ilustrasi Takbiran Lebaran 2023 (Ilustrator: Yurico Andani) Ilustrasi Takbiran Lebaran 2023 (Ilustrator: Yurico Andani)[/caption]

Hampir sama dengan pawai obor, tradisi takbiran dengan beriringan jalan raya juga memiliki metode serupa. Bedanya, pawai obor biasanya dilakukan dengan berjalan kaki. Sementara takbiran, ada yang menggunakan berbagai macam kendaraan.

Ada banyak tradisi yang biasa dilakukan sehari-harinya, kamu dapat membaca lengkap dengan mengklik link bercetak merah ini: 6 Rekomendasi Kegiatan Takbiran Lebaran Idul Fitri 2023, Mengenyangkan dan Bermanfaat!

5. Ziarah Kubur Selama Seminggu

[caption id="attachment_49484" align="alignnone" width="1080"]Ziarah Kubur (Foto: Instagram Hanafizld) Ziarah Kubur (Foto: Instagram Hanafizld)[/caption]

Tradisi ziarah kubur tidak hanya sering dilakukan oleh warga Kabupaten Solok saja, tapi hampir semua orang Indonesia. Namun, Nagari Gauang Kabupaten Solok merealisasikan perayaannya selama seminggu atau 7 hari berturut-turut.

Waktu pelaksanaannya dimulai pada hari pertama lebaran sampai ke-7, tradisi tersebut sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dilestrarikan hingga sekarang. Bahkan, anggapan sakral kerap kali menetap di benak masyarakat sekitar.

Aktivitas yang diberi nama Rayo Katampek ini berupa mendoakan pihak keluarga yang sudah meninggal dunia dan dilakukan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak serta remaja hingga orangtua sekalipun.

Dimulai dengan ritual balaho atau tahlilan, kemudian berbalas pantun adat dan pembacaan do’a. Tidak hanya itu, ditengah proses pelaksanaan akan dibagikan jamba berupa nasi bungkus, hingga pengumpulan infak juga sedekah untuk masjid. Semua rangkainnya dimaksudkan untuk mempererat silaturhami.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini