5 Menu Lebaran 2023 Khas Sunda dan Filosofi Sejarah Penamaannya

×

5 Menu Lebaran 2023 Khas Sunda dan Filosofi Sejarah Penamaannya

Bagikan berita
Ilustrasi Menu Lebaran 2023 (Ilustrator Ryan Ramadi/Halonusa)|Ilustrasi Nasi Tutug oncom (foto: Cookpad)|Ilustrasi Besengek Cabe Ijo (foto: Cookpad)|Ilustrasi Karedok (foto: Dapur Kobe)|Ilustrasi Mie Kocok (foto: iStock)|Ilustrasi Nasi Timbel (foto: Getty
Ilustrasi Menu Lebaran 2023 (Ilustrator Ryan Ramadi/Halonusa)|Ilustrasi Nasi Tutug oncom (foto: Cookpad)|Ilustrasi Besengek Cabe Ijo (foto: Cookpad)|Ilustrasi Karedok (foto: Dapur Kobe)|Ilustrasi Mie Kocok (foto: iStock)|Ilustrasi Nasi Timbel (foto: Getty

HALONUSA.COM - Saat Lebaran 2023, kerap kali dilakukan banyak kegiatan yang termasuk didalamnya menyantap berbagai hidangan kuliner khas dari masing-masing daerah terkait.

Termasuk di wilayah Sunda dan ternyata memiliki beberapa hidangan khas untuk disajikan selama momen Perayaan Idul Fitri setiap tahunnya, begitu pula pada 1444H dengan aktivitas serupa.

Sunda merupakan sebuah suku atau kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia dan biasanya mengonsumsi 5 menu lebaran khas yang kesemuanya memiliki filosofi penamaan.

Pada artikel ini, simak sejarah lengkap terkait masing-masing nama kuliner tersebut seperti Nasi timbel dan Mie kocok serta karedok hingga Besengek juga tutug oncom. Warga Sunda mencakup daerah Jawa Barat, Banten dan Jakarta serta sebagian Jawa Tengah.

Berikut 5 menu lebaran 2023 yang biasa dikonsumsi warga Sunda di daerah Jawa Barat, Banten dan Jakarta serta sebagian Jawa Tengah sebagai kuliner khas saat momen Hari Raya Idul Fitri 1444H yang lengkap dengan filosofinya.

5 Menu Lebaran 2023 Khas Sunda

1. Nasi Timbel

[caption id="attachment_51121" align="aligncenter" width="600"]Ilustrasi Nasi Timbel (foto: Getty Images/iStockphoto/dadang darmawan) Ilustrasi Nasi Timbel (foto: Getty Images/iStockphoto/dadang darmawan)[/caption]

Hidangan kuliner Nasi Timbel tidak selalu disajikan saat Lebaran saja, melainkan sering dikonsumsi ketika momen kumpul bersama keluarga. Terdiri dari beberapa lauk seperti ikan, ayam goreng, daging hingga lalapan sambal.

Sajiannya menggunakan bungkusan daun pisang yang kerap kali dibawa ketika bepergian dengan tujuan lebih praktis dan hemat, menggambarkan kondisi lingkungan kala itu berupa suasana pedesaan bagi masyarakatat Sunda saat pergi jauh.

Dulu, hanya kalangan menengah ke bawah yang mengonsumsinya dimana peletakan daun pisang dimaksudkan untuk memberi wangi khusus. Apalagi saat itu piring sulit ditemukan, kini hampir semua orang dapat menikmatinya seperti pada beberapa acara penting di Sunda.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini