Melati adalah seorang dosen pengajar Bahasa Melayu di Communication University of China, Beijing usai membedah buku hasil penelitiannya pada 2020 yang dipublikasikan pada situs resmi Universitas Andalas.
Jika berkaca dari data yang dikumpulkan Melati, Halonusa.com dapat menyimpulkan bahwa Rumah Gadang di Kinari pada 2023 ini bersisa 143 saja karena telah terjadi kebakaran yang hanguskan 3 Rumah Gadang pada Februari 2023.
Sebelumnya pada 2005, juga pernah dilakukan pendataan oleh warga setempat yang menyisakan sekitar 150-an Rumah Gadang. Di mana, pengurangannya terjadi karena kebakaran dan ada yang memang sengaja diruntuhkan.
Kenapa Rumah Gadang di Kinari Banyak?
Menurut penelusuran Halonusa.com, faktor banyaknya pembangunan Rumah Gadang di Kinari adalah karena dulunya masyarakat memiliki sisi solidaritas gotong-royong yang cukup tinggi.
Seperti yang diketahui, konon, pembangunan Rumah Gadang kerap kali dilakukan oleh beberapa orang dengan sistem gotong royong.
Ada yang bertugas mencari kayu di hutan, ada yang fokus merendam di sungai dengan tujuan kayu tidak mudah lapuk.
Namun kini, hal tersebut sudah jarang ditemukan seiring majunya peradaban. Belum lagi hasil hutan yang kian menipis, tentu jumlah banyak kayu sebagai tiang Rumah Gadang semakin sulit ditemukan.Berdasarkan beberapa data dalam buku 'Warisan Kebudayaan Minangkabau: Rumah Gadang di Nagari Kinari', pembangunan Rumah Gadang sudah dilakukan sejak tahun 1980-1990-an dan terhenti mulai tahun 2000-an.
Dapat disimpulkan, bahwa tidak ada pembangunan Rumah Gadang lagi sejak tahun 2000-an. Namun, beberapa warga setempat masih melakukan renovasi dan perbaikan pada beberapa bangunan yang sudah rapuh.
Sekilas tentang Nagari Kinari
Nagari Kinari dengan luas wilayah 28,86 km persegi atau hanya 26,48% saja dari luas wilayah Kecamatan Bukit Sundi, terdata memiliki 4.460 jiwa dengan 2150 laki-laki dan 2310 perempuan (BPS 2019).
Editor : Redaksi
