Fenomena Psiko-sosial Dalam Novel 'Quarter Life Crisis'

×

Fenomena Psiko-sosial Dalam Novel 'Quarter Life Crisis'

Bagikan berita
Novel Quarterlife Crisis. (Foto: Dok. Istimewa)
Novel Quarterlife Crisis. (Foto: Dok. Istimewa)

Hari dimana segala sesuatu dalam hidup anda telah tercapai dan Anda telah mempelajari sesuatu tentang diri anda.

"Hal yang masih harus dipelajari adalah hari dimana tubuh anda memutuskan untuk berhenti dan pikiran anda tidak berpikir bahwa itu adalah ide yang buruk," pungkas Jeff pada kutipannya.

Ditulisnya buku ini ada bersamaan dengan harapan penulis, Ilma Alfi Rahmi, yaitu agar orang-orang akan mulai menyadari seberapa umum Quarter Life Crisis sebenarnya.

"Ini adalah perubahan besar saat menjadi orang dewasa, tapi banyak orang yang masih mengabaikannya," kata Ilma.

"Hal yang dapat saya pelajari setelah membaca buku ini adalah saat kita menghadapi Quarter Life Crisis, kita tidak perlu panik dan terlalu khawatir karna ini adalah proses kita menjadi orang dewasa," sambung Ilma.

"Tapi juga tidak boleh menganggap remeh karna ini bisa menjadi lebih berbahaya nantinya. Untuk itu kita harus belajar menghargai dan mencintai diri sendiri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan memperkuat tekad, lawan segala ketakutan," lanjutnya.

"Finding interesting activities to do. And learning to deal with the fact that many of your friends are gone. Stop whining and just deal with it," imbuhnya.

"Temukan kegiatan menarik untuk dilakukan dan belajar untuk menghadapi kenyataan bahwa banyak temanmu yang menghilang. Berhenti merengek dan hadapi saja," tuturnya. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini