Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota

×

Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: B
Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: B

Situs Guguk Nunang memiliki menhir-menhir yang terletak di lahan tebing yang terjal, sebagian besar orientasi menhir Timur Laut - Barat Daya.

Situs ini memperlihatkan menhir- menhir dengan bentuk sebagian besar melengkung dan lengkungannya tepat mengarah ke tenggara menghadap Gunung Sago.

Selain bentuk demikian, terdapat juga menhir-menhir dalam bentuk mendekati hulu pedang atau tanduk.

Di dalam situs ini terdapat 23 (18 buah menhir) buah menhir yang tersebar keletakannya dalam radius 50 x 40 meter (30 x 15 meter).

[caption id="attachment_22458" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Menhir Guguk Nunang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Menhir yang masih dalam kondisi berdiri 17 buah (10 buah menhir), sedangkan sisanya 6 buah sudah dalam keadaan rebah.

Bentuk menhir adalah bulat dengan ujungnya meruncing ke atas, bahan menhir adalah batu andesit.

Menhir tertinggi berukuran 2 meter, dan paling rendah 50 cm, pada tahun 2007, pernah dilakukan ekskavasi oleh Puslit Arkenas dan BPCB Sumatera Barat.

Pada menhir No. 4 ditemukan rangka manusia dengan arah hadap Utara – Selatan, selain di menhir No. 4, ekskavasi juga dilakukan di menhir No. 22 tetapi tidak ditemukan rangka manusia.

Pada menhir No. 22 ini juga ditemukan bekas ekskavasi sebelumnya, kemungkinan ekskavasi dilakukan oleh orang-orang Belanda.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini