Dalam penelitian tinggalan menhir yang telah dilakukan di Lima Puluh Kota, menhir-menhir yang ada tidak hanya berfungsi sebagai tanda kubur atau makam, tetapi juga sebagai sarana pemujaan.
Menhir dalam budaya menhir merupakan sarana pemujaan, tempat bersemayamnya arwah leluhur yang dipercaya dapat memberikan keselamatan dan kesuburan dalam pertanian.
Arah hadap menhir ke tempat tertinggi (Gunung Sago) merupakan salah satu cirri khas dalam tinggalan budaya menhir.
Deskripsi Arkeologis
Di dalam situs hanya ditemukan satu buah menhir yang cukup besar, menhir polos dengan ukuran, tinggi 2,90 meter dan lebar 80 cm dan tebal 30 cm.
[caption id="attachment_22350" align="aligncenter" width="600"] Sejarah Cagar Budaya Menhir Kampung II di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumabar)[/caption]
Pada awalnya menhir ini dalam posisi berdiri dengan menghadap arah Selatan atau gunung Sago, kondisi sekarang dalam posisi rebah.Saat sekarang menhir tidak terawatt dan bahkan juga mengalami kerusakan (patah) pada bagian tengah menhir.
Fungsi
Fungsi awal : Pemujaan
Editor : Redaksi