Deskripsi Arkeologis
Secara morfologis, surau ini mempunyai bentuk yang sama dengan surau-surau lainnya di Minangkabau (Sumatera Barat).
Hal ini ditandai dengan bangunan atau ruang utama yang berdenah bujur sangkar (persegi panjang), atapnya berbentuk tumpang (tingkat), dan lantai yang ditinggikan (panggung).
Bangunan utama.
Keseluruhan bangunan terbuat dari kayu beratap tumpang 3 (tiga) terbuat dari seng, bangunan sekarang merupakan hasil pemugaran Balai Pelestarian Purbakala pada tahun 2004.
Bangunan utama ditopang oleh 44 buah tiang dengan jumlah tiang dalam ada 23 buah yang terdiri dari tiang utama sebanyak 9 buah tiang, tiang soko guru 1 buah dan berukir, tiang gantung 8 buah, tiang mihrab 4 buah dan 1 buah tiang utama yang disangga oleh pasak yang berbentuk mata angin.
Susunan kayu ini dipasang dengan bentuk melintang diagonal, bangunan utama berdenah bujur sangkar dengan ukuran panjang 11 m dan lebar 11 m, sementara bangunan mesjid berbentuk pamnggung dengan tinggi kolong 120 cm, untuk masuk ke ruang utama terdapat tangga naik dari bata berplester yang berspesi kapur.[caption id="attachment_22056" align="aligncenter" width="600"] Sejarah Cagar Budaya Surau Gadang Bintungan Tinggi di Kabupaten Padang Pariaman (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]
Ruang utama ini disangga oleh 1 (satu) buah tiang maco (suku guru) dengan ukuran diameternya 55 cm.
Tiang macu berbentuk segi delapan dan bermotif hias ukiran sulur-suluran, tiang ini masih asli.
Editor : Redaksi