Sekolah ini kemudian terus berkembang untuk semua jenjang pendidikan.
Pada tahun 1964 Rahmah mulai merintis terwujudnya cita-cita mendirikan Universitas Islam Wanita, maka pada tahun 1967 diresmikanlah berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Dakwah dari Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri oleh Bapak Harun Zein, Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu.
Selain Selain mengasuh Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusiyah juga aktif di bidang pergerakan sosial, keagamaan, dan politik yang ada pada tahun 1930-an di Padang Panjang.
Rahmah El Yunusiyah ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berdiri pada tahun 1930-an.
Rahmah El Yunusiyah juga aktif dalam pergerakan menentang praktik praktik penindasan ataupun pergerakan oleh penjajah Belanda.Hal itu Etek lakukan antara lain dengan mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat, dan ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar.
Pada tahun 1933 Rahmah El Yunusiyah memimpin rapat umum kaum ibu di Padang Panjang, hal ini menyebabkan dia didenda pemerintah Belanda 100 Gulden karena dituduh membicarakan politik.
Rahmah El Yunusiyah juga pernah menjadi anggota pengurus Serikat Kaum Ibu Sumatra (GKIS) Padang Panjang, organisasi, organisasi yang itu berjuang menegakan harkat kaum wanita dengan menerbitkan majalah bulanan.
Aktivitas yang lain adalah mendirikan Khuttub Khannah (taman bacaan) untuk masyarakat.
Editor : Redaksi