Rumah Gadang ini masih dihuni oleh turunan dari Rajo Tuo.
Selain itu bangunan ini juga digunakan untuk pesta adat, musyawarah mufakat,melewakan gelar datuk, pesta perkawinan, dakwah dan jika ada anggota keluarga yang meninggal disemayamkan di tempat ini.
Deskripsi Arkeologis
Jumlah ruang pada bangunan ini adalah 18, yang dibuat sesuai dengan perkembangan kaum.
Masing-masing kamar dulunya mempunyai pintu ke dapur, saat ini pintu ke dapur sudah tidak ada lagi.
Bangunan Rumah Gadang mempunyai konstruksi rumah panggung, beratap seng gelombang, dengan umlah gonjong 12 buah (6 di kiri, 6 di kanan).
[caption id="attachment_20829" align="aligncenter" width="600"] Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang 18 Ruang di Kabupaten Solok Selatan(FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]Selain itu, di bagian serambi terdapat juga satu gonjong, tetapi tidak terhitung dalam jumlah gonjong pada Rumah Gadang.
Rumah Gadang ini menurut penuturan narasumber dulunya beratap ijuk, atap diganti dengan seng sekitar tahun 1942 dan mengganti bahan kayu yang diambil dari hutan.
Cara mengambilnya adalah dengan mengerahkan seluruh anak Nagari Abai, dan dengan Batombe (berbalas pantun) Dinding bangunan terbuat dari sasak yang dilapisi semen, perubahan ini terjadi sekitar tahun 1970.
Editor : Redaksi