KKP Terapkan Tangkap Ikan 2022 Pakai Kuota dan Datangkan Investor, Susi Pudjiastuti 'Bersiul' ke Presiden Jokowi

×

KKP Terapkan Tangkap Ikan 2022 Pakai Kuota dan Datangkan Investor, Susi Pudjiastuti 'Bersiul' ke Presiden Jokowi

Bagikan berita
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 kritik program KKP terkait tangkap ikan pakai kuota hingga datangkan investor asing.
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 kritik program KKP terkait tangkap ikan pakai kuota hingga datangkan investor asing.
HALONUSA.COM - Terkait konsep penangkapan ikan terukur berbasis kuota berdasar program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat reaksi Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 era Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (25/11/2021). Pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product mengatakan, kenapa bukan pemuda-pemuda kita didorong dengan dana T untuk Food Estate seperti padi, singkong. Kemudian dibuatkan kapal kapal untuk mereka ke Laut. Di laut banyak ikan yang harganya ratusan ribu rupiah bisa untuk beli puluhan kilogram (kg) beras dan singkong. Perihal itu tunjukan Susi Pudjiastuti kepada Presiden Joko Widodo. Alasan eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation mengutarakan hal tersebut di laman akun resmi media sosial Twitter (@susipudjiastuti) lantaran Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan sistem penangkapan ikan terukur berdasarkan kuota di 2022, yang menurut KKP bisa mendorong perputaran uang hingga Rp 281 triliun per tahun. Susi Pudjiastuti melanjutkan, "Laut adalah sumber protein yg paling murah dan termudah untuk kita dapatkan. Penduduk kita makin banyak, kita akan memerlukan banyak sumber protein untk membangun manusia-manusia Indonesia yang berkualitas," tulisnya. "Dengan segala kerendahan hati saya mohon dengan sangat kebijakan ini dipertimbangkan kembali," tulis Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019, Kamis (25/11/2021). Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019, Susi Pudjiastuti, visi Presiden Jokowi, laut adalah masa depan bangsa Indonesia menjadi poros maritim Dunia, melekat di jiwa. Jangan perbolehkan lagi kapal-kapal asing atau ex-asing beroperasi kembali di Lautan kita (Indonesia-red). "Menangkap ikan kita bisa sendiri, kapal-kapal buatan Indonesia bisa," terang Susi Pudjiastuti. Selain itu tulis Susi Pudjiastuti, "Presiden Jokowi telah menghentikan kapal-kapal asing maupun ex-asing, dan ikan kita jadi melimpah. Sekarang Jangan undang mereka beroperasi kembali menangkap ikan kita." "Alat alat mereka membahayakan keberlanjutan sumber daya laut kita (perikanan)," tekan Susi Pudjiastuti. Susi Pudjiastuti bahkan mendetail tentang harga ikan laut di pajak atau pasar penjualan ikan. "Ikan laut yang termurah tongkol masih Rp 15.000 bisa dapat 1.5 kg beras. Kakap merah 1 kg rp 60.000 bisa dapat 5 kg beras. Ikan tengiri Rp 70.000 bisa dapat 6 kg beras. Bawal putih yg besar 1kg Rp 400.000 bisa dapat 40 Kg beras dll belum lobster, udang putih per Kg ratusan ribu rupiah," ungkap pengusaha penerbangan Susi Air dari Jawa Barat itu. Salah seorang netter Ferry Koto, pengguna Twitter membalas Susi Pudjiastuti, "Bu, bukankah aturan ini bagus?," balasnya. "Selain bisa cegah penangkapan tak terkendali & peningkatan devisa, juga membuka lapangan kerja yang besar, karena ada kewajiban ABK dr lokal dan proses ekspor harus di pelabuhan setempat, tak bisa kapal langsung ke Luar Negeri," tulis akun tersebut. Selain itu ada yang membalas, @arrrmancomot213, "Generasi muda kerja kantoran, bawa tas bawa laptop. Kurang tertarik bawa jaring atau cangkul. Aah nunggu yg minat lama. Mending yg pasti aja untungnya cepat biarpun sedikit." Program KKP tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Beritasatu Economic Outlook 2022 hari kedua, di Jakarta, Selasa (23/11/2021) Menurut data KKP, pasar perikanan dunia sangat besar sekali dengan nilai mencapai US$ 160 miliar (Rp 2.284 triliun) yang berasal dari berbagai jenis komoditas dan Indonesia mempunyai semua komoditas tersebut, kecuali salmon. Pasar salmon nilainya mencapai US$ 27 miliar dan sudah dikuasai oleh Norwegia. Untuk produktivitas sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2020 nilainya mencapai Rp 224 triliun, dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 5,2 miliar. Nilai ekspor tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada khusus dari sektor perikanan dan belum termasuk dari potensi ruang laut dan sektor pariwisata. (*) Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini