Silat kumango sangat erat hubungannya dengan agama islam dam pengajian yang diamalkan yaitu tarekat Samaniyah yang falsafahnya dalam bahasa Minangkabau berbunyi , “silek lahia mancari kawan silek bathin mancari Tuhan “ yang artinya adalah secara lahiriah Silat Kumango bertujuan untuk mencari teman, bukan untuk mencari musuh. Berguna untuk bertahan apabila diserang oleh musuh.
Sedangkan secara lahiriah Silat Kumango semata-mata hanya berfungsi mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal ini senada dengan falsafah hidup masyarakat minangkabau yaitu, Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah yang maknanya adat bersendikan syari’at (agama), agama bersendikan Kitabullah (Al-Quran).
[caption id="attachment_17151" align="aligncenter" width="717"] Sejarah Cagar Budaya Makam Syeikh Abdurrahman Khalidi di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Inilah dasar dari pengajian dan Silat Kumango yang sekarang sudah berkembang ke luar Nagari Kumango, bahkan saat ini Silat Kumango sudah berkembang sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Belanda.
Saat ini banyak murid-murid dari pengajian yang berasal di luar Nagari Kumango sering berdatangan ke Nagari Kumango, tepatnya ke Surau Subarang, mereka berziarah untuk mengenang jasa yang beliau tinggalkan yaitu silat dan pengajian tarekat yang telah diamalkan oleh murid-murid dan jemaah sampai sekarang.
Dari dulu sampai sekarang kegiatan silat dan pengajian selalu dilakukan bersamaan di Surau Subarang.
Tetapi saat ini kegitan Silat sudah sangat jarang dilakukan dikarenakan oleh beberapa hal. Hanya pengajian tarekat yang sekarang rutin dilakukan pada setiap kamis malam yang gurunya terdiri dari guruguru tuo silek di Nagari Kumango.Deskripsi Arkeologis
Makam Syeikh Abdurrahman Khalidi merupakan makam salah satu pemuka gama islam terkenal di Kabupaten Tanah Datar khusunya. Makam tersebut dilindungi cungkup dengan bahan beton yang tebal berwarna puti dengan 5 Gonjong (dengan satu gonjong utama ditengah).
Didalam cungkup dipasang tirai (kelambu) dengan ukuran 3,3 x 3,6 meter. Dan didalam kelambu terdapat dua makam, makam Syeikh Abdurrahman Khalidi dan makam anaknya Dali Angku Gadang.
Editor : Redaksi