Tiang penyangga rumah gadang ini berjumlah 52 buah terdiri dari 8 buah di barisan depan disebut Tiang tapi panagua alek.
Barisan kedua memanjang bangunan terdapat 12 buah tiang yang disebut Tiang tamban suko mananti, barisan ketiga memanjang bangunan terdapat 12 buah tiang yang disebut Tiang tangah manti salapan, salah satu dari 12 tiang ini disebut Tonggak Tuo atau disebut juga Tiang panjang simajolelo yang terletak di bagian kanan setelah pintu masuk.
Barisan keempat berjumlah 12 tiang disebut Tiang Dalam Puti Bakuruang yang menjadi penopang bagian tengah rumah.
Selanjutnya 12 tiang lagi disebut tiang salek dindiangnyo samiek. Barisan tiang ini membatasi dinding belakang dengan bagian muka bilik atau ruang tidur.
Delapan tiang lagi di bagian belakang disebut Tiang dapua suko dilabo. Kedua anjuang di ujung kiri dan kanan rumah adalah tempat Kedudukan Rajo atau tahta raja, yakni Rajo Tuo di Anjuang Emas dan Tuan Gadih di Anjuang Perak.
Ukiran yang membalut Istano Si Linduang Bulan berjumlah lebih dari 200 macam motif ukiran. Hampir seluruh motif ukiran Minangkabau terdapat di Istano Si Linduang Bulan.
Ukiran itu mendominasi bentuk luar fisik bangunan yang kaya dengan simbol-simbol. Setiap ukiran dan penempatannya mempunyai makna sendiri-sendiri, sebagai tanda bahwa Istano Si Linduang Bulan adalah rumah gadang raja atau rumah pemimpin rakyat atau sebagai Pusat Adat.
[caption id="attachment_17092" align="aligncenter" width="663"] Sejarah Cagar Budaya Situs (tapak) Istana Silinduang Bulan di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Beberapa motif ukirannya antara lain terdapat di bandua Ayam bagian memanjang di bawah jendela, dihiasi tiga jenis ukiran, Aka Cino Bapilin, Sikambang Manih dan Siriah Gadang.
Editor : Redaksi