Bahkan Datuk Bandaro Kuniang sebagai raja Nagari Lima Kaum menetapkan ketentuan, kepada siapa yang tidak ikut gotong royong sehari saja, akan diambil ternaknya untuk disembelih sebagai ganti atas ketidakhadirannya
Deskripsi Arkeologis
kubah/menara berbentuk segi delapan dengan jendela kaca (dua daun) disetiap sisinya. Atap menara berbentuk kubah. Kemuncak berbentuk susunan buah labu dan paling atas runsing (kerucut).
Serambi juga difungsikan sebagai tempat belajar al-quran, dan tempat penitipan sandal. Ruang utama, untuk masuk ke ruang utama masjid, dari serambi melewati pintu berelung dua, berhiaskan kaligrafi dan dan sulur. Pintu terbuat dari kerangka besi yang dapat dilipat menyamping ke kiri dan kanan.
[caption id="attachment_16808" align="aligncenter" width="521"] Sejarah Cagar Budaya Masjid Raya Lima Kaum di Kabupaten Tanah Datar (Foto:BPCB Sumbar)[/caption]
Ruang utama berlantai dan berdinding papan dengan jendela kaca nako terdapat di sisi-sisi dinding. Jendela nako masing-masing berjumlah 6 buah di bagian dinding utara dan selatan, dan 4 buah di sisi barat dan timur.
Tiang bangunan berjumlah 66 buah terbuat dari kayu ulin berdiameter antara 23-45 cm dan satu tiang utama (tiang macu) berada di tengah-tengah dengan garis tengah ± 75 cm. Tiang utama ditutup dengan papan (tripleks) berbentuk segi delapan diameter 2.5 m berfungsi sebagai penutup tangga naik ke kubah/menara yang melingkar ke kiri pada tiang utama.Atap plafon terbuat dari papan kayu. Kubah/menara masjid berbentuk segi delapan dengan jendela (daun dua) di setiap sisinya. Atapnya berbentuk kerucut dan kemuncaknya terdiri dari susunan buah labu dan bulan sabit
Fungsi
Masjid
Editor : Redaksi