Kalimat-kalimat prasasti berikutnya merupakan puji-pujian terhadap Raja Adityawarman, yang dianggap pula sebagai keturunan dari wangsa Kulisadhara.
Kulisadhara merupakan nama lain dari Dewa Indra atau Dewa Matahari, seorang Dewa yang sangat dipuja oleh Adityawarman.
Pemujaan terhadap Dewa Indra terlihat pula dalam tiga buah batu yang terdapat di sebelah timur prasasti ini, berupa gambar matahari dengan berbagai variasinya pada masing-masing batu.
Ketiga batu berhias tersebut melambangkan angka tahun, yang ternyata juga mengacu pada masa pemerintahan Adityawarman (keterangan selanjutnya, lihat dalam pembahasan Prasasti Surya atau Kuburajo II).
Adityawarman dianggap pula sebagai perwujudan dari Sri Lokeswara (Awalokiteswara, salah satu dari Dhyani Buddha) yang tercermin dalam segala sifat yang dimiliki oleh Adityawarman (seperti diuraikan dalam prasasti).
Prasasti Kuburajo II dipahatkan pada pada sebuah batu andesit warna hitam keabu-abuan dengan ukuran tginggi 145 cm, lebar 63 cm, dan tebal 84 cm, berbentuk persegi dengan bagian atas setengah lingkaran.Tulisan yang terdapat di sekeliling lingkaran ini relative cukup aus, khususnya di ketiga sisi kanan, kiri, dan bawah lingkaran. Prasasti ini menggunakan huruf Jawa Kuna dan bahasanya campuran Sanskerta dan Jawa Kuna, terdiri dari delpan baris tulisan.
Tulisan pada bagian atas masih cukup baik, tetapi pembacaan yang dilakukan tidak menemukan arti secara keseluruhan.
Fungsi
Prasasti
Editor : Redaksi