Keberadaan stasiun Sungai Lasi ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan perkerataapian khususnya di jalur/rute antara Sawahlunto-Solok.
Jalur dan stasiun Sungai Lasi ini merupakan penghubung (stasiun pemberhentian) antara Sawahlunto menuju ke Solok.
Pembangunan jalur ini diperkirakan dilakukan antara sekitar tahun 1900-an. Sekarang bangunan stasiun ini sudah tidak dioperasionalkan lagi.
Pada sisi barat bangunan stasiun masih terdapat bekas tinggalan bangunan lama yang dahulunya difungsikan sebagai rumah hunian bagi kepala dan pegawai stasiun.
Rumah ini sekarang ditempati oleh masyarakat dengan menyewa kepada PT KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat sebagai pemilik dan pengelola lahan/areal sekitar stasiun.
Baca: Sejarah Cagar Budaya Balairung Sari Sulit Air di Kabupaten Solok
Deskripsi ArkeologisStasiun Sungai Lasi berorientasi (arah hadap) ke sisi utara dengan denah empat persegi panjang berukuran panjang 19,5 m x lebar 4,7 m.
Bangunan memiliki 3 (tiga ruang) utama dengan rincian 2 (dua) ruangan merupakan bangunan lama dan satu ruangan bangunan tambahan.
Berikut rinciannya:
Editor : Redaksi