Rumah ini sekarang sudah tidak dihuni lagi karena bangunannya sudah miring dan hanya dipakai pada saat-saat tertentu, seperti kalau ada keluaraga atau ahli waris dari rumah ini yang meninggal maka akan disemayamkan dulu di tempat ini baru di bawah ke pemakaman.
Secara umum Rumah Tradisional Gajah Maharam ini merupakan milik Kaum Dt. Bandaharo, Suku Chaniago.
Deskripsi Arkeologis
Rumah ini terbuat dari bahan kayu, atapnya terbuat dari seng, orientasi rumah menghadap ke arah utara. Rumah Gadang Gajah Maharam memiliki gonjong sebanyak lima buah, empat buah di bagian atap dan sebuah di bagian depan sebagai pelindung tangga masuk rumah.
Bagian tubuh bangunan terbuat dari kayu, dinding bagian utara disetiap bagiannya dipenuhi dengan ukiran-ukiran. Ada lima buah bukaan pada dinding bagian depan, satu diantaranya adalah pintu masuk ke dalam bangunan.
Sisi barat dan timur dindingnya terbuat dari sasak (anyaman bambu) dan bagian singok memiliki ukiran seperti yang terdapat pada sisi utara dari bangunan. Dinding di selatan juga terbuat dari sasak, pada bagian selatan terdapat lorong yang menghubungkan bangunan utama dengan bangunan dapur.
Bangunan dapur berbentuk bujursangkar dengan atap berbentuk limasan. Kondisi bangunan sangat memprihatinkan sehingga berbahaya untuk dinaiki, oleh sebab itu pengamatan terhadap ruang-ruang di dalam bangunan sulit untuk dilakukan.Fungsi
Fungsi lama hunian dan sekarang hanya dipakai pada saat-saat tertentu oleh keluarga atau ahli waris.
Sumber: BPCB Sumbar
Editor : Redaksi