2. Nominal pengajuan
Jadi intinya pada faktor kedua ini, nominal pengajuan (plafon) akan didasarkan dari besarnya penghasilan calon debitur. Sebutlah misal gaji bulanan si debitur Rp5 juta sebulan.
Maka apabila diakumulasikan Rp5 juta x 45% = Rp2.250.000 adalah besaran cicilan per bulan maksimal yang harus dibayarkan calon debitur kepada Bank dan angka tersebut belum termasuk biaya lain.
Seperti biaya provisi, administrasi dan asuransi serta materai hingga lainnya. Jadi kalau gaji bulanan calon debitur hanya Rp5 juta, maka jumlah pembayaran cicilan harusnya lebih kecil dari Rp2.250.000.
3. Tenor
Selain itu, jangka waktu pelunasan (tenor) juga jadi faktor ketiga karena biasanya makin panjang tenor, total pengembalian kian besar, tapi jumlah pembayaran cicilan per bulan akan makin kecil jadinya.
Anggaplah misalnya cicilan per bulan Rp2.250.000 tadi sudah termasuk biaya provisi dan administrasi serta materai hingga asuransi, kemudian calon debitur bebas memilih tenor sesuai batas maksimal.Contohnya pinjaman KUR dengan tenor maksimal 5 tahun, adalagi jenis pinjaman KPR misalnya tenor pelunasan sampai 15 tahun. Mari coba buat simulasi, sesuai faktor keempat yaitu produk pinjaman.
4. Produk pinjaman
Simulasinya misal calon debitur pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan gaji bulanannya Rp5 juta dan kalau cicilan Rp2.250.000 tadi sudah masuk pembiayaan lain, berikut analisanya.
Editor : Fathia
