5 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi, Hanya Orang Kurai yang Lakukan Ini

×

5 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi, Hanya Orang Kurai yang Lakukan Ini

Bagikan berita
tradisi lebaran Idul Fitri 2023 (Ilustrator: Yurico Andani/Halonusa)
tradisi lebaran Idul Fitri 2023 (Ilustrator: Yurico Andani/Halonusa)

2. Berburu Baju Lebaran (Pasar Atas)

[caption id="attachment_16659" align="aligncenter" width="600"]Aura Fashion Grosir Bandung, UMKM di Pasar Andir Menjual Baju Import Anak Aura Fashion Grosir Bandung, UMKM di Pasar Andir Menjual Baju Import Anak (foto Erna Yusuf) Halonusa Menyapa UMKM Indonesia[/caption]

Kota Bukittinggi tidak hanya dikenal dengan jajanan kuliner khas, tapi juga ada tempat pembelanjaan yang selalu ramai dikunjungi masyarakat yaitu di wilayah Pasar Atas.

Pasar atas terletak didekat Jam Gadang, jika berencana melakukan wisata ke Jam Gadang, kamu bisa berjalan kaki saja ke Pasar Atas untuk membeli segala macam pakaian untuk persiapan lebaran.

3. Manambang

[caption id="attachment_47302" align="aligncenter" width="725"]Aplikasi penghasil uang (foto:ilustrasi/Pajak.com) Aplikasi penghasil uang terbukti membayar 2023. (foto: Ilustrasi/Pajak.com)[/caption]

Seperti tradisi pada umumnya, Manambang adalah kegiatan mengumpulkan uang saku yang didapat oleh anak-anak dan remaja yang berkumpul dan mengunjungi rumah saudara atau pun tetangga terdekat.

Biasanya, ada beberapa penakaran jumlah dalam manambang atau yang dikenal dengan istilah THR (tunjangan hari raya) di antaranya anak SD mendapat jatah Rp5.000-20.000an, SMP Rp20.000-60.000an dan SMA serta kuliah hingga nominal terbesar hingga Rp100.000an.

4. Malamang

[caption id="attachment_30540" align="alignnone" width="1080"]Harga lamang bervariasi dan maksimal harga Rp5000.- per bungkus, adapun harga per batang Rp50.000.- dan harga tersebut relatif murah. [Kariadil Harefa] Harga lamang bervariasi dan maksimal harga Rp5000.- per bungkus, adapun harga per batang Rp50.000.- dan harga tersebut relatif murah. [Kariadil Harefa][/caption]Malamang merupakan tradisi memasak lamang yaitu beras ketan yang dicampur ketan, proses memasaknya dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan menjalin silaturahmi dan keakraban antara sesama.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini