5 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi, Hanya Orang Kurai yang Lakukan Ini

×

5 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi, Hanya Orang Kurai yang Lakukan Ini

Bagikan berita
tradisi lebaran Idul Fitri 2023 (Ilustrator: Yurico Andani/Halonusa)
tradisi lebaran Idul Fitri 2023 (Ilustrator: Yurico Andani/Halonusa)

HALONUSA.COM - Seperti yang diketahui bahwa setiap daerah ketika Hari Raya Idul Fitri memiliki tradisi adat, termasuk Bukittinggi di Sumatera Barat (Sumbar).

Meskipun Bukittinggi tidak menerapkan beberapa tradisi khusus, karena perayaannya dilakukan layaknya daerah-daerah lain di Sumbar. Namun ada yang sedikit berbeda.

Salah satunya, tradisi Barayo dengan kegiatan berkunjung ke rumah saudara yang dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antara sesama manusia. Bedanya, mereka membawa beras di kepala.

Di Bukittinggi, hanya orang Kurai yang merupakan masyarakat asli yang masih melakukan hal tersebut. Dalam penerapannya, beras yang dijunjung di atas kepala, hanya dilakukan oleh kaum perempuan saja.

Selain Barayo, ada 4 tradisi lainnya yang biasa dilakukan oleh warga Bukittinggi di Sumbar dan kesemua rangkuman lengkapnya akan dijabarkan Halonusa pada artikel ini. Baca tulisannya sampai selesai ya.

5 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi

1. Barayo

[caption id="attachment_31745" align="aligncenter" width="533"]Pembagian paket lebaran oleh Andre Rosiade dan tim dari Partai Gerindra se-Sumbar. (Foto: Dok. Tim AR) Pembagian paket lebaran oleh Andre Rosiade dan tim dari Partai Gerindra se-Sumbar. (Foto: Dok. Tim AR)[/caption]

Tradisi Barayo biasa dilakukan oleh hampir semua orang Indonesia, dengan mengunjungi rumah saudara dengan tujuan menjalin silaturahmi. Bedanya di Bukittinggi, khususnya warga Kurai ada jinjingan yang di bawa.

Warga Kurai perempyan saat berkunjung ke rumah saudara membawa beras yang diletakkan di kepala, sementara kaum lelaki hanya bertugas mengantarkan para perempuan sampai ke halaman.

Bahkan pada saat pandemi Covid-19 lalu, warga Kurai di Bukittinggi tetap melakukan hal tersebut. Namun, kesadaran meneruskan tradisi masih enggan dilakukan kawula muda karena malu berkunjung ke rumah saudara.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini