Kamu dapat membuktikannya dengan mendatangi panorama Sitinjau Lauik yang memperlihatkan pemandangan gunung dari kejauahan beserta keindahan pepohonan serba hijau, lebih estetik lagi jika didatangi saat senja dan akan menambah ide konten TikTokmu ketika melihat sunset.
Sisi Mistis Sitinjau Lauik
Sementara dari sisi mistis yang beredar, daerah Sitinjau Lauik disebut sebagai tempat pembuangan mayat yang biasa dilakukan oleh kolonial Belanda dan Jepang saat menjajahi ranah minang dahulu, tepatnya sebelum Indonesia Mardeka.
Selanjutnya, Sitinjau Lauik yang curam juga disebut jadi tempat rawan kecelakaan dan merenggut nyawa karena sering memakan korban. Lokasinya yang hampir setinggi pegunungan, membuat rute jalanan berkelok-kelok hingga jadi sumber kemacetan.
Saat ini, kondisi lahan curam tersebut tidak terlalu jelas lagi karena adanya pembangunan aktivitas peninggian jalan dan akhirnya sedikit mengurangi jumlah pengendara yang kecelakaan di sana dari tahun-tahun sebelumnya.
Peninggian jalan itu, juga berdampak pada tanjakan tinggi yang jadi tempat persis akan berkelok. Meski cerita akan banyaknya korban jiwa setiap tahun, masih menghantui setiap orang yang melintasi Sitinjau Lauik hingga merasa was-was.
Apalagi, Sitinjau Lauik juga jadi salah satu daerah rawan longsor. Tidak hanya itu, keberadaan truk besar bermuatan berat juga menjadi tantangan lain para pengendara, saat melewati jalan itu. Bahkan, mereka tidak bisa fokus menikmati pemandangan indah yang menantang nyawa tersebut.
Keadaan geografisnya, cendrung membuat robohnya pembatas saat hujan tiba dan menyebabkan tanah dari lahan tinggi turun ke bawah. Selain itu, keadaan diperparah saat air sungai yang mengalir di sekitarnya meluap ke bagian badan jalan, keadaan bahkan jadi lebih menyeramkan karena banjir.Fakta Unik Sitinjau Lauik
[caption id="attachment_33338" align="alignnone" width="713"] Sitinjau Lauik. (Foto: Istimewa)[/caption]
Fakta unik Sitinjau Lauik yang pertama adalah sebagai jalan lintas Solok-Padang dan tentu ada kekurangan dan kelebihannya, seperti ramainya kunjungan lintasan yang menyebabkan deretan kemacetan saat hari-hari besar serta liburan tanggal merah.
Pemandangan hutan sekitar akan memanjakan matamu dengan suasana rindang dan cocok dijadikan sebagai tempat rekreasi. Banyak loh, orang luar Sumatera Barat yang menggelar tikar hingga makan bersama di sekitar lokasi.
Editor : Redaksi