HALONUSA.COM - Sitinjau Lauik adalah sebuah daerah yang berada di jalan lintas Solok-Padang Sumatera Barat, Indonesia berupa tanjakan ekstrem dan disebut ladang cuan bagi Youtuber.
Daerah tersebut memiliki asal-usul nama yang tersiar kabarnya dari mulut ke mulut, bahkan pemandangan indah di sekitar membuat banyak Youtuber sering membuat konten untuk hasilkan cuan.
Kondisi di sekitar jalan curam tersebut, juga mengadirkan banyak sisi mistis yang berkembang ceritanya di masyarakat karena keadaan mengerikannya. Apalagi jika dilalui saat malam hari, seperti film horor saja.
Terlepas dari beberapa isu tersebut, keindahan Sitinjau Lauik yang berpelataran pepohonan rindang masih jadi destinasi wisata menyenangkan. Bahkan, kamu dapat melihat indahnya Kota Padang dari ketinggian 220 mdpl.
Berikut, Halonusa.com rangkum asal-usul nama Sitinjau Lauik dari berbagai sumber sebagai tanjakan ekstrem yang rawan kecelakaan dan jadi ladang cuan konten para Youtuber serta sisi mistis hingga fakta uniknya pada artikel ini.
Asal-usul Nama Sitinjau Lauik
[caption id="attachment_44623" align="alignnone" width="700"] Panorama Sitinjau Lauik. (Foto: InfoSumbar)[/caption]Berdasarkan sejarah asal-usulnya yang bersumber secara turun temurun dan dari mulut ke mulut, terdapat 2 sisi cerita yang berbeda meski adanya keterkaitan satu sama lain. Dimana penamaan Sitinjau Lauik, memiliki arti 'meninjau laut'.
Konon, dulunya Sitinjau Lauik menjadi tempat untuk meninjau keberadaan koloni Belanda dari kejauhan. Warga Darek yang kebanyakan berdomisili di Solok saat itu, ingin memastikan posisi Belanda dari Padang dengan memantau kedatangannya.
Selain itu, ada juga cerita dari kisah warga Darek tersebut yang ingin berpindah tempat dari Solok ke Padang. Mereka memastikan air laut yang berada dalam kawasan padang luas itu, sudah surut untuk kemudian jadi tempat pemukiman penduduk selanjutnya.
Entah mana cerita yang lebih tepat terkait asal-usul penamaan daerah Sitinjau Lauik itu, namun esensi maknanya sebagai tempat pemantau dari kejauhan tetap tidak hilang dan tentu cocok dengan kondisi geografisnya karena berada di ketinggian 220 mdpl nan indah.
Editor : Redaksi