Tak Menyangka
Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Harmadi Algamar mengaku sedih setelah menyaksikan demonstrasi yang dilakukan guru honorer, Senin (22/8/2022) lalu.
Dirinya tak menyangka, guru yang seharusnya digugu dan ditiru ikut turun ke jalan melakukan unjuk rasa kepada Wali Kota Padang.
"Karena orang tua saya guru, ketika melihat guru honorer melakukan demo, saya sedih," ucapnya.
[caption id="attachment_36288" align="alignnone" width="582"] Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang definitif, Andree Harmadi Algamar. (Foto: Dok. Istimewa/Facebook: Diskominfo Kota Padang)[/caption]Andree mengatakan, seharusnya demonstrasi itu tidak perlu terjadi asalkan guru honorer menyampaikan aspirasinya secara baik, seperti secara tertulis atau melakukan dialog.
"Banyak cara menyampaikan aspirasi, apalagi saluran komunikasi tidak tertutup, jadi tidak perlu melakukan demonstrasi," kata Andree.
Andree mengatakan bahwa hingga saat ini bukan Kota Padang saja yang bermasalah dalam hal penerimaan PPPK. Akan tetapi ada lebih kurang 180 kabupaten dan kota di Indonesia yang mengalami hal serupa.
"Dengan demonstrasi tersebut, tujuan tidak tercapai, malah malu yang kami dapat," katanya.
"Saya menyayangkan, para guru mampu menunggu selama 14 tahun (agar dapat menjadi honorer), namun kini kok hanya (menunggu) beberapa bulan saja tidak bisa," pungkasnya. (*)