[caption id="attachment_28548" align="alignnone" width="534"] Sejumlah korban terdampak gempa di Pasaman Barat. (Foto: Dok. PLN)[/caption]
Menurutnya, banyak motif orang atau tokoh terkait dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat pasca bencana.
"Walaupun kadang hanya dalam bentuk tebar janji, tebar kinerja atau minimal memperbaharui status bahwa ia hadir dan berbuat untuk masyarakat di lokasi bencana dengan diliput oleh media," katanya.
Salah Sasaran
Erian menilai, budaya "satotoh" dan badoncek dalam aksi kemanusiaan ala masyarakat Minangkabau khususnya di perantauan dengan menggunakan jaringan sosial rumah makan Padang dinilai ampuh dalam mengumpulkan donasi seperti pada masa gempa pada tahun 2009 silam.
"Akan tetapi, banyaknya bantuan yang tak sampai, salah sasaran dan hilang karena buruknya penerapan manajemen bantuan di level pemerintah daerah," ucapnya.
Baca juga: Daftar Posko Darurat Polisi Pascagempa Pasaman Raya Usai Diperintah KapolriMenurutnya, bantuan harus dikelola berdasarkan skala prioritas yang mendesak dan dibutuhkan masyarakat, misalnya pangan, pakaian, dan tenda serta kesehatan.
"Maka proses distribusinya (harus) berjalan baik sampai ke wilayah terdampak bencana dan bukan menumpuk di posko kebencanaan," katanya.
Dampak Sosial
Editor : Redaksi