Mereka menggunakan resin dari Ganja yang biasa digunakan sebagai obat (Hashish) dengan dosis yang baik untuk meningkatkan praktik keagamaan.
Mereka melihat Ganja sebagai jalan menuju ilahi, kenaikan roh ke surga, membebaskan dari jasmaniah dan memperkuat ikatan manusia.
Sebuah legenda yang mengisahkan asal-usul tasawuf mengatakan bahwa Shayk Haydar, yang mendirikan ajaran Sufisme, menghabiskan 10 tahun terakhir hidupnya bertahan hidup hanya dengan Ganja.
Menurut cerita mistis ini, Haydar mencoba Ganja karena didorong oleh pencerahan agama sebagaimana ia tidak tahu efeknya.
Ia sangat menyukainya sehingga hampir tidak pernah makan apa pun kecuali Ganja untuk seterusnya.
Munculnya Al-Khidir (Al-Khadir) Yang HijauÂ
Dalam catatan sejarah Ganja tidak hanya digunakan oleh para petapa untuk bertahan dalam meditasi dan puasa yang panjang.Tetapi juga menjadi penghiburan bagi orang-orang miskin yang ingin mendapatkan perasaan yang berubah.
Minuman anggur yang mahal untuk orang kaya, sementara Ganja yang terjangkau, untuk orang yang kurang mampu.
Banyak juga yang hidup di bawah jajahan bangsa Mongol, dan bagi mereka Ganja merupakan cara melarikan diri dari kenyataan pahit mereka.
Saat itu Ganja mendapatkan popularitas yang baik di dunia Islam sehingga ia dikaitkan dengan Al-Khidir (Al-Khadir) atau yang artinya “Yang Hijau”.
Editor : Redaksi