HALONUSA.COM - Novel akhir pekan awal Januari 2022 kali ini berbeda, bila kemarin menyajikan romantisme. Kini terdapat baca novel Student Hidjo oleh Marco Kartodikromo.
Ini merupakan novel yang menggigit, berikut kisah dan atau sinopsisnya.
Marco Kartodikromo merupakan penulis novel dalam bahasa Melayu saat berada di penjara Batavia dari tahun 1917 hingga 1918.
Lalu bagaimana sinopsis student hidjo novel berjudul Student Hidjo menceritakan perjalanan seorang lokal bernama Hidjo.
Berimigrasi ke Belanda untuk belajar di Delft Institute of Technology.
Dalam buku tersebut, menggambarkan Hidjo mengisahkan pola hidup pribumi bergaya Eropa modern. Celana panjang, jas, dasi, dan dua pulpen yang tampak ada di saku jaketnya.Modernitas gaya hidupnya juga mengikuti gaya hidup orang Barat pada umumnya, seperti makan di luar, menonton opera, piknik, dan naik trem. Paling-paling suka kalau pelayan Belanda melayani.
Sekilas penggambaran Hidjo tentang gaya hidup Barat di Belanda biasa saja, namun bagi penulis Marco Kartodikromo, memuat konten terobosan sebagai bentuk demonstratif atas dasar diskriminasi.
Sebagai jurnalis, Marco Kartodikromo, mantan anggota Sarekat Islam Afdeeling Surakarta merasa muak dengan segala bentuk rasisme. Sejak bekerja sebagai jurnalis Medan Prijaji di Bandung pada tahun 1911, Marco, bagian terpenting dari perlawanannya terhadap pemerintah kolonial Belanda, mulai menulis ulasan pedas.
Munculnya kontroversi dan fatwa Syekh Ahmad Surkati, pendiri Al-Irsyad, yang berturut-turut termuat di harian Oetoesan-Hindia, tiba-tiba menarik perhatiannya. Betapa tidak, persoalan rasisme yang muncul dan yang tabu untuk selalu menjadi bahan pembicaraan karena alasan dalih agama menjadi “cadar” yang kemudian ramai menjadi perbincangan masyarakat.
Editor : Redaksi