Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota

×

Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta api Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Dinding samping Stasiun Simalanggang (Dok.BPCB Sumbar 2017)
Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta api Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Dinding samping Stasiun Simalanggang (Dok.BPCB Sumbar 2017)

Eksploitasi sumber daya alam di Pedalaman Sumatera Barat berimbas pada kebijakan membuat sarana trasportasi yang efektif dan efesien yakni kereta api.

Stasiun Simalanggang merupakan jalur yang menghubungkan dengan Fort de Kock dan Padang Panjang.

Deskripsi Arkeologis

Bangunan berdenah empat persegi panjang, bangunan berada di pinggir jalan raya Payakumbuh-Mungka.

Bangunan terbuat dari bata, semen dengan sedikit penggunaan kayu, kayu dipakai untuk konsen jendela, pintu dan plafon stasiun.

Bangunan dilengkapi dengan 1 pintu masuk, 2 jendela pada bagian depan, 2 jendela pada sisi Barat dan 1 pintu pada bagian belakang.

Plafon dari bahan kayu yang mampu meredam panas yang timbul serta langit-langit  yang tinggi memungkinkan tempat berkumpul-nya udara panas sehingga ruangan yang ada dibawahnya akan menjadi lebih sejuk, mengingat iklim geografis daerah tropis.

Bangunan stasiun ini terdiri dari ruang-ruang tertutup dan ruang terbuka, ruang tertutup antara lain kantor dan ruang mekanik serta tempat penjualan tiket.

[caption id="attachment_23158" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta api Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar) Dinding samping Stasiun Simalanggang (Dok.BPCB Sumbar 2017)[/caption]

Sedangkan ruang terbuka adalah ruang tunggu bagi para penumpang dan loket tempat membeli tiket yang berupa lorong.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini