Dalam masa prasejarah menhir merupakan sarana pemujaan yang sering dihubungkan dengan aktivitas bercocok tanam.
Dalam penelitian (ekskavasi) yang pernah dilakukan terhadap beberapa situs Menhirik di Kabupaten Lima Puluh Kota, ternyata ditemukan juga kerangka manusia yang berasosiasi dengan menhir.
Masyarakat kemudian beranggapan bahwa situs menhir merupakan situs pemakaman (kuno).
Selain itu, menhir juga dahulunya dimanfaatkan sebagai sarana pemujaan arwah leluhur
Deskripsi Arkeologis
Di sini terdapat tiga buah menhir yang masih berdiri dan beberapa fragmen menhir yang sudah dalam posisi rebah.
Sebuah menhir yang berdiri berbentuk menhir polos, dari batuan tufa dengan bentuk persegi yang pada bagian atas melengkung ke arah barat.[caption id="attachment_22602" align="aligncenter" width="507"] Sejarah Cagar Budaya Menhir Kuranji di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]
Ukuran menhir tinggi 215 cm, lebar 30 cm dan tebal 25 cm. Bentuk fisik menhir ini lancip dan melengkung di ujung atas.
Adapun dua buah lagi berukuran pendek-pendek di bawah 50 cm tingginya.
Editor : Redaksi