Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota

×

Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)
Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)

Dari hasil ekskavasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 2009 menemuan rangka manusia di bawah menhir yang saat sekarang masih dalam posisi tegak/berdiri.

Temuan tersebut berada dua kubur, yang masing-masing kubur berisi 1 rangka manusia.

Hasil Radiocarbon (C14) pada dua rangka manusia yang ditemukan pada dua kotak ekskavasi yang berbeda menunjukkan kronologi abad ke 4 s.d 5 masehi (1.370 ±170 SM), dan abad ke-1 s.d 4 M (1.730 ±140 SM).

Penggunaan menhir sebagai tanda kubur di Menhiri Sati, Siti, Bukit Parasi ini sejak abad 1-4 Masehi dan abad ke-5 sampai abad ke-8 Masehi.

Pertanggalan tersebut menunjukkan adanya keberlanjutan atau kesimbangungan budaya Menhirik ke masa sebelum Islam masuk ke Minangkabau. (Rr. Triwurjani, dkk,2009)

Deskripsi Arkeologis

Menhir ini tersebar dalam kelompok-kelompok kecil, terdapat delapan buah menhir.

Sebagian besar menhir sudah rebah kecuali satu buah menhir yang masih berdiri, dengan tinggi 208 cm dan lebar 50 cm.

[caption id="attachment_22540" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Menhir Siti (Bukit Parasi) di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Sebelah barat sekitar 3 m dari menhir yang berdiri ini terdapat menhir yang cukup panjang, dengan ukuran panjang 290 cm dan lebar 85 cm dalam keadaan sudah rebah.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini