Di masa yang kemudian lumpang batu difungsikan oleh masyarakat untuk menumbuk padi dan fungsi profane lainnya.
Deskripsi Arkeologis
Selain temuan menhir, di Kabupaten Lima Puluh Kota juga banyak ditemukan lumpang batu atau lesung batu.
Artefak ini sering dijumpai dalam konteksnya dengan menhir dan batu dakon.
Lumpang batu merupakan suatu batu monolit, baik yang dibentuk maupun tidak, sebuah lubang kecil berada ditengah-tengah permukaan atas batu, dengan kedalaman lubang bervariasi.
Tetapi pada dasarnya semakin ke dalam semakin kecil, pada situs ini temuannya berupa batu lumpang yang cukup besar yang terbuat dari batu monolit tanpa pengerjaan.
[caption id="attachment_22534" align="aligncenter" width="600"] Sejarah Cagar Budaya Lumpang Batu Sungai Talang di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]Lubang lumpang dipahat di bagian permukaan atas, lumpang batu monolit ini berukuran diameter 365 cm tinggi 132 cm, diameter lubang berukuran 29 cm, kedalaman 30 m.
Selain lesung batu yang telah dirawat masih ada beberapa lumpang batu, diantaranya ditemukan di dalam kolam pak Nasri Namawi yang bagian bawahnya terendam air kolam.
Lesung ini berukuran diameter lesung 1 meter, diameter lubang 30 cm, dan kedalaman lubang 30 cm.
Editor : Redaksi