Syaikh Abdul Wahab Calau atau dikenal juga dengsan sebutan Tuanku di Bawah Manggih merupakan tokoh syiar Islam di Sijunjung dan sekitarnya.
Beliau berasal dari Aur, sebuah kampung kecil di Kecamatan Sumpur Kudus.
Syekh Abdul Wahab mempelajari ilmu agama di Lubuak Sikarah, dulu dikenal dengan Kubuang Tigo Baleh dan di Pangian, Lintau.
Syekh Abdul Wahab mengembangkan paham Syatariah, sesuai dengan apa yang dipelajarinya dari Syekh Abdul Muhsin dan Syekh Sultan Al-Kisai Ibnu Habibullah Ulakan yang berguru kepada Syekh Abdurrahman Ulakan.
Syekh terakhir merupakan murid langsung dari Syekh Burhanuddin Ulakan.
Sebelum mendirikan surau dan mensyiarkan Islam di Calau, Syekh Abdul Wahab mengembangkan Islam di Aur, Kumanih.
Salah satu teman seperguruan Syekh Abdul Wahab adalah Syekh Talawi Padang Gantiang yang menurunkan murid Angku Ampalu Tinggi/Syekh Haji Ibrahim.[caption id="attachment_20261" align="aligncenter" width="601"] Sejarah Cagar Budaya Komplek Makam Syekh Abdul Wahab di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]
Syekh Abdul Wahab atau dikenal juga sebagai Inyiak Calau dimakamkan di belakang surau yang beliau buat. Belum ditemukan informasi mengenai tahun kelahiran.
Namun wafatnya Syekh Abdul Wahab tercatat tanggal 23 Rajab, periodesasi hidup dari Syaikh Abdul Wahab diperkirakan pada akhir abad XIX dan awal abad XX Penamaan “calau” diberikan oleh Syekh Abdul Wahab yang berarti “parit” atau “tanah yang digali”.
Editor : Redaksi