Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung

×

Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB
Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB

Pintu keluar berada di sisi Timur yang menuju ke arah sungai, sekitar 200 m di arah Tenggara.

Pada waktu digunakan untuk rapat PDRI, ruang tengah dikosongkan dan para pejabat yang rapat duduk di bawah/lesehan.

Dari belakang, ruang dapur yang dulunya terpisah, yang berfungsi sebagai tempat makanan dan minuman disajikan oleh ibu-ibu yang berkoordinasi oleh Ibu Nursani, istri Bapak Hasan Basri (Wali Nagari Perang Silantai).

Terdapat beberapa peralatan yang sampai saat ini masih disimpan dan dulunya pernah digunakan oleh para anggota rapat PDRI, antara lain meja dan 2 buah kursi dari kayu, sepasang meja tamu dari rotan, 2 buah almari, dan sebuah tongkat Mr. Syafruddin Prawiranegara yang sekarang disimpan oleh keluarga Hasan Basri.

Sedangkan saksi-saksi sejarah yang secara langsung terlibat di dalam rapat PDRI yang ketika itu berdomisili di Silantai adalah Bapak Hasan Basri, yang pada waktu peristiwa diatas menjabat sebagai Wali Nagari Perang Silantai ( wafat pada tahun 1996).

[caption id="attachment_20227" align="aligncenter" width="579"]Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus di Kabupaten Sijunjung (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Bapak Bahrudin yang saat itu merupakan anggota Angkatan Tjilik Republik Indonesia (ASTRI) yang ikut mengawal jalannya rapat, dan ibu Nursani, istri Bapak Hasan Basri, sebagai Ketua Konsumsi Badan Penyantun Korban Perang (BPKP).

Di samping rumah Wali Nagari Perang Silantai yang dijadikan tempat rapat PDRI, ketika istirahat mereka akan menempati sebuah surau di tepi Sungai Batang Said sekitar 300 m arah Tenggara dari tempat rapat PDRI atau di pinggir dusun berbatasan dengan daerah persawahan.

Surau tersebut menghadap ke Timur berjarak sekitar 5 m dari sungai, dikenal dengan nama Surau Tabing.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini