Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam

×

Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupate
Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupate

[caption id="attachment_18948" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Deskripsi Arkeologis

Rumah Gadang Tuanku Lareh St. Harun tidak memiliki ukir-ukiran atau hiasan layaknya rumah gadang minangkabau pada umumnya.

Rumah gadang ini memiliki denah bujursangkar dan berbentuk panggung.

Atap terbuat dari seng, dinding kayu dengan tiang menggunakan sistem pasak, sedangkan lantai terbuat dari bahan papan (kayu).

Bangunan rumah tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian depan (teras), bagian dalam, memiliki 3 kamar dan bagian dapur.

[caption id="attachment_18946" align="aligncenter" width="600"]Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Engku Lareh St. Harun di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Pada bagian dapur sudah direnovasi total dan bangunan terbuat dari tembok dan lantai keramik.

Di dalam bangunan rumah gadang masih terdapat benda peninggalan budaya bergerak seperti payung gadang lengkap dengan tongkat dan pedangnya, brangkas (lemari besi) buatan Jerman, meja batu marmer, tempat tidur besi, talam, carano, piring dan tombak.

Peralatan tersebut sampai sekarang masih dipergunakan untuk keperluan adat, seperti upacara perkawinan dan upacara kematian.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini